Namun Korea Utara berpendapat bahwa mereka mempunyai hak kedaulatan untuk meluncurkan satelit mata-mata dan uji coba rudal balistik untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai ancaman militer pimpinan AS.
BACA JUGA:Warga Gaza Gotong Royong Bersihkan RS Indonesia: Akan Kami Bersihkan Agar Kembali Dibuka
BACA JUGA:Elon Musk Tak Peduli Pengiklan Kabur dari X Karena Konten Antisemit: Persetan Dengan Mereka!
Mereka memandang latihan militer besar-besaran AS-Korea Selatan sebagai latihan invasi dan seringkali bereaksi dengan uji senjata mereka sendiri.
Kim Yo Jong mengatakan pertemuan Dewan Keamanan PBB Senin lalu diadakan atas permintaan gangster dari AS dan para pengikutnya.
Dia mengatakan Thomas-Greenfield pertama-tama harus menjelaskan mengapa aset-aset strategis AS sering muncul di pelabuhan-pelabuhan Korea Selatan, daripada mencap peluncuran satelit Korea Utara sebagai sesuatu yang ilegal.
Tampaknya yang dimaksudnya adalah peningkatan pengerahan sementara aset-aset militer AS yang kuat seperti kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir sejalan dengan perjanjian AS-Korea Selatan sebelumnya untuk memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman nuklir Korea Utara yang terus berkembang.
BACA JUGA:Ribuan Warga China Terserang Pneumonia, Sebagian Besar Anak-anak
BACA JUGA:Pengadilan Uni Eropa Dukung Pelarangan Jilbab di Tempat Kerja
Pada tahun 2018, Kim Jong Un dan Presiden saat itu Donald Trump meluncurkan diplomasi berisiko tinggi mengenai masa depan kemajuan persenjataan nuklir Korea Utara.
Namun diplomasi pertemuan puncak mereka gagal setahun kemudian pada tahun 2019 karena perselisihan mengenai sanksi ekonomi internasional terhadap Korea Utara.
Sejak saat itu, Kim Jong Un fokus pada perluasan dan modernisasi persenjataan nuklirnya, sebuah langkah yang menurut para ahli akan memberinya pengaruh lebih besar untuk memenangkan konsesi AS dalam negosiasi di masa depan.
Satelit mata-mata adalah salah satu dari banyak sistem senjata berteknologi tinggi yang Kim Jong Un janjikan secara terbuka untuk diperkenalkan.
Dia mengatakan Korea Utara memerlukan beberapa satelit mata-mata untuk memantau pergerakan para pesaingnya dengan lebih baik dan meningkatkan kemampuan serangan rudal yang dipandu secara presisi terhadap sasaran musuh.
BACA JUGA:Marah Terhadap Agresi Brutal Israel, Erdogan Mencap Benjamin Netanyahu Tukang Jagal Gaza
BACA JUGA:Hamas Mengundang Elon Musk ke Palestina