JAKARTA, DISWAY. ID – Warga Maroko mengepung Carrefour karena dianggap mendukung Israel.
Sebuah gerakan The Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) atau Boikot, Divestasi dan Sanksi dilakukan oleh warga Maroko pada Kamis 28 Desember lalu.
Gerakan boikot Carrefour ditujukan agar nirlaba asal Prancis ini segera mengakhiri kerjasamananya dengan Israel.
Dalam sebuah pengumuman garakan BDS ini mengatakan kepada semua untuk mengambil tindakan untuk menekan kelompok LabelVie agar mengakhiri kemitraannya dengan Grup Carrefour.
BACA JUGA:Kasus Jubir TKN Ganjar-Mahfud Aiman Witjaksono Naik Sidik di PMJ
BACA JUGA:Bandara Husein Sastranegara Bandung Kembali Beroperasi, Berikut Jadwal dan Tujuan Penerbangannya
Tahun lalu, Carrefour menandatangani kemitraan dengan Electra Consumer Products dan anak perusahaannya Yenot Bitan, di mana kedua perusahaan ini keduanya beroperasi di pemukiman ilegal Israel.
Electra sendiri terdaftar dalam database perusahaan PBB yang terlibat dalam pembangunan permukiman Israel di wilayah Palestina.
Sebanarnya gerakan BDS telah lama menyerukan boikot dalam skala internasional terhadap perusahaan tersebut atas keterlibatannya dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Israel, kolonialisme pemukim dan apartheid terhadap rakyat Palestina.
BACA JUGA:Pembakaran dan Bendera Bintang Kejora Iringi Pemakaman Lukas Enembe
BACA JUGA:Siskaeee dan 10 Tersangka Video Porno Kelas Bintang Terancam 10 Tahun Penjara
Sedangkan di Maroko, perusahaan LabelVie telah menandatangani kontrak dengan grup Carrefour Partenariat International (CPI) pada tahun 2019 serta membuka lebih dari 70 toko di seluruh wilayah Moroko.
Dalam aksi tersebut, pihak BDS Maroko meminta agar LabelVie memutuskan hubungan dengan perusahaan yang berbasis di Perancis.
“Carrefour harus mengakhiri kemitraannya dengan dua perusahaan Israel tersebut dan berhenti mendistribusikan produk dari pemukiman yang dibangun di atas tanah Palestina yang dijarah,” dalam pengumuman yang dilansir oleh BDS Maroko.
BACA JUGA:Coblos Kapan