JAKARTA, DISWAY.ID - Ketika Israel terus melancarkan perang brutal dan tanpa henti di Jalur Gaza, para pendukungnya berusaha mempengaruhi opini publik, meskipun ada laporan mengejutkan mengenai pembunuhan massal dan penghancuran yang membanjiri berita dan media sosial.
Organisasi nirlaba, komentator politik, dan influencer menggunakan media sosial sebagai upaya untuk membenarkan serangan militer Israel di Gaza.
JewBelong sebuah organisasi nirlaba bebas pajak yang berbasis di AS yang menggambarkan dirinya menyediakan sumber daya Yahudi yang mudah didapat bertujuan untuk memerangi antisemitisme.
BACA JUGA:Komandan Brigade Al-Qassem Salah al-Arouri Tewas di Selatan Beirut
BACA JUGA:Update Korban Gempa di Jepang: 57 Orang Tewas dan Puluhan Bangunan Roboh
Menurut Laman Arab News, akun tersebut memiliki hampir 100.000 pengikut di Instagram, mengunggah pesan-pesan pendek pro-Israel yang ‘provokatif’ dengan latar belakang berwarna merah muda cerah.
" Terus panggil saya Zionis. Tak ada yang membuat saya lebih bangga," demikian bunyi salah satu postingan dari akun tersebut.
Menggunakan bahasa sehari-hari dan kata-kata yang ramah media sosial dalam keterangannya, dengan kata-kata seperti agak dan jk (bercanda), halaman tersebut tampaknya menargetkan pengguna media sosial yang lebih muda.
Orang-orang yang menurut jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan lebih bersimpati terhadap media sosial.
Perjuangan Palestina dibandingkan generasi sebelumnya.
BACA JUGA:5 Penumpang Tewas dalam Tabrakan Japan Airlines dengan Pesawat Penjaga Pantai Jepang
Beberapa postingan dapat ditafsirkan sebagai berdasarkan opini dan bukan berdasarkan fakta, karena banyaknya informasi yang salah, seperti BTW, ada gencatan senjata pada 10/6/23, yang menyiratkan bahwa perang Israel di Gaza baru dimulai pada 7 Oktober.
Postingan lainnya menyerang sentimen pro-Palestina di kalangan generasi muda di AS dan negara-negara Barat lainnya.
Misalnya, salah satu postingan berbunyi, Ketika orang tua Anda mengatakan untuk 'menemukan diri Anda' di perguruan tinggi.