BACA JUGA:Viral! Tren Makan Tusuk Gigi Goreng di Korsel Bahaya untuk Kesehatan
BACA JUGA:Daftar Tes yang Bakal Diujikan dalam UTBK SNBT, Ini Link Latihan Soal
"Tahun ini kita tak tahu apakah akan jadi atau tidak buah tersebut," paparnya.
Selain dampak pada hasil penen, warga juga ada yang terdampak pada penyerobotan lahan oleh perusahaan.
Lamiri salah satu warga mengatakan bahwa sekitar jam 10 malam mendapakan telepon dari Kendari yang mengatakan jika kebunnya telah tergusur.
"Saya dan teman-teman langsung melakukan pengecekan pada jam 12 malam, ternyata kebun sudah digusur," terangnya.
BACA JUGA:Perusahaan Pelayaran Takut Lewat Laut Merah Pasca Penembakan Kapal Tanker Inggris oleh Houthi
BACA JUGA:Putra Ari Wibowo Pacari Putri Angel Karamoy, Netizen Gercep Beri Restu: Pasangan Good Looking!
Akibat penggusuran kebun cengkehnya yang pohonnya telah berusia puluhan tahun tersebut, Lamiri mengalami kerugian mencapai 170 juta dengan perhitungan jumlah pohon yang tergusur mencapai 43 batang.
Selain itu warga lain yang bernama Widiyati mengalami kerugian mencapai 60 juta rupiah dengan kehilangan pohon cengkeh sebanyak 17 batang.
Kerugian tidak hanya dirasakan oleh 3 warga tersebut, namun juga mengancam 34 ribu jiwa warga pulau Wawonii yang mengantungkan hidup pada hasil alam.
Hal yang tidak jauh berbeda juga dirasakan oleh masyarakat di Desa Sagea Halmahera Tengah Maluku Utara.
BACA JUGA:Info Lowongan PT KCIC Kereta Whoosh, Minimal Lulusan D3 Bisa Melamar, Cek Persyaratannya
Salah satunya adalah Mahmud Ali, di mana pohon pala di kebunnya yang telah berusia 25 tahun membusuk secara tiba-tiba.
Pohon palanya mulai membusuk secara tiba-tiba sejak adanya smalter Nikel yang dioperasikan oleh Indonesia Weda bay Industrial Park dan berada tak jauh dari kebunnya.