JAKARTA, DISWAY.ID - Tiga anggota militer AS tewas dan 34 Lainnya luka-luka dalam serangan pesawat tak berawak atau drone terhadap pasukan AS yang ditempatkan di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah, kata Presiden Joe Biden dan para pejabat AS pada Minggu, 28 Januari 2024.
Biden menyalahkan kelompok-kelompok yang didukung Iran atas serangan tersebut, serangan mematikan pertama terhadap pasukan AS sejak perang Israel-Hamas meletus pada bulan Oktober dan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Timur Tengah.
“ Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:Lukisan Mona Lisa Ternoda Kuah Sup, Ulah Aktivis Lingkungan yang Kesal
BACA JUGA:Arab Saudi Izinkan Konser Musik Undang Musisi Dunia, Aturan Alkohol Ketat Tetap Berlaku
Kelompok Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung bagi milisi Islam Syiah, mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap pos terdepan yang dikenal sebagai Tower 22.
“ Seperti yang telah kami nyatakan dengan jelas sebelumnya, kelompok perlawanan di kawasan ini merespons kejahatan perang dan genosida,” juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada Senin 29 Januari 2024.
" Mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran. Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyatnya,” kata Kanaani.
Setidaknya 34 personel sedang dievaluasi untuk kemungkinan cedera otak traumatis, kata seorang pejabat AS kepada Reuters, yang berbicara tanpa menyebut nama.
BACA JUGA:Israel Tak Dengar Putusan Mahkamah ICJ, Pembantaian di Gaza Terus Berlanjut
BACA JUGA:Kota Jeddah Disulap Jadi Penuh Gemerlap Malam, Balad Beast Tarik Jutaan Wisatawan ke Arab Saudi
Dua pejabat berbeda mengatakan beberapa pasukan AS yang terluka dievakuasi secara medis dari pangkalan tersebut untuk perawatan lebih lanjut.
Dua pejabat AS mengatakan pesawat tak berawak itu menyerang di dekat barak pada pagi hari, yang bisa menjelaskan tingginya jumlah korban jiwa.
Perlawanan Islam di Irak, sebuah organisasi payung kelompok militan garis keras yang didukung Iran, mengklaim melakukan serangan di tiga pangkalan, termasuk satu di perbatasan Yordania-Suriah.
Serangan tersebut merupakan eskalasi besar dari situasi yang sudah tegang di Timur Tengah, di mana perang pecah di Gaza setelah serangan kelompok Islam Palestina Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang.