"Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Rektor Universitas Indonesia tentang Penetapan Administratif Terhadap Pelaku Kekerasan Seksual Atas nama Melki Sedek Dengan Nomor Mahasiswa 19***** Fakultas Hukum Universitas Indonesia," tambah surat pernyataan pada huruf c itu.
Tak hanya kepada Melki, publik juga mendesak Forum Anomali sebagai inisiatof kegiatan tersebut agar membatalkan kerja sama yang akan digelar pada Jumat, 2 Februari 2024.
Menurut warganet, tidak seharusnya Melki diberi ruang publik.
BACA JUGA:Motorola Moto G24 Power Resmi Meluncur, HP Rp 2 Jutaan dengan Baterai 6.000 mAh
"@forumanomali tolong batalin aja kerjaan sama dia. Batasi ruang gerak pelaku KS (Kekerasan Seksual)," tulis akun @put30107982.
Bahkan warganet juga menilai Melki telah mencoreng hukum HAM di Indonesia.
Kehadirannya di kegiatan tersebut tidak mencerminkan dari perbuatan kekerasan seksual yang diduga pernah dilakukan Melki.
"Omongan pelaku KS ga diitung valid ya. Mohon maaf. Daripada lu permasalahin soal HAM, bagaimana kalau lu tanggungjawab dulu sama kelakuan lu?" desak akun @_TrustedEvil_.
BACA JUGA:Celine Dion Ungkap Perkembangan Terbaru Penyakit yang Dideritanya Lewat Film Dokumenter
"Ya bagaimana ya, bang, ya wkwkw... minimal punya malu," tulis akun @ahrizaafir.
Dari sisi lain, warganet menyebut tak bisa membayangi kondisi korban kekerasan seksual Melki.
Bukan apa-apa, setiap hari korban pasti selalu menjumpai Melki di kampus.
Keputusan Rektor UI ini dinilai sangat baik dan tegas dengan menonaktifkan terduga pelaku, Melki Sedek.
"Demiapapun gemeter banget gue baca ini. Nggak bayangin korban selam ini gimana melihat Melki tiap hari masih hidup dengan di-backing media yang bahkan siap bilang kasus ini kasus politis.
"Gue benaran respect sama korbanya loh, kuat banget," kata akun @RevisaPratama.