
Imam yakin angka tersebut akan bergeser kepada penantang, yang kini diyakini publik adalah pasangan Ganjar-Mahfud maupun Anies-Muhaimin.
"Semua hari ini saya kira dua kandidat itu memposisikan diri sebagai penantang dari Prabowo Subianto. Dari banyak survey dirilis kemarin atau campaign 1 putaran sangat kencang tetapi berdasarkan data saya masih peluang 2 putaran lebih besar ketimbang 1 putaran," Kata Imam.
Kedua adalah soal kepuasan publik. Imam menyetujui temuan idninsight soal penurunan kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi.
Temuan ini diyakini akan pararel dengan paslon yang didukung Jokowi, di mana saat ini publik mempersepsikan Prabowo-Gibran sebagai capres yang didukung Jokowi.
Meski tidak berkampanye, persepsi publik bahwa Jokowi mendukung Prabowo-Gibran cukup kuat, hal itu berikhas kepada penurunan elektabilitas.
BACA JUGA:5 Pemain Transfer Terburuk Jurgen Klopp di Liverpool
"Kenapa ini menjadi penting? karena antara kepuasan publik dan tingkat elektabilitas langsung atau tidak itu berkaitan erat di mana capres yang diendorse atau didukung presiden ketika tinggi maka elektabilitas potensial naik, tapi ketika tren kepercayaan publik menurun juga potensi elektabilitas turun," Kata Imam.
"Dampaknya adalah apakah putaran pilpres 1 putaran atau 2 putaran itu salah satu faktornya. Kalau kemudian ini dibaca oleh publik bahwa peluang pilpres masih dua putaran tentu ini akan menarik," tandasnya.