JAKARTA, DISWAY.ID – Sosok Ustaz Khalid Basalamah yang masuk dalam daftar dugaan 12 ustaz Wahabi merupakan salah satu ustaz yang sangat populer di media sosial.
Bagaimana tidak, ustaz yang bergelar professor dan bernama lengkap Prof. Dr. Khalid Zeed Abdullah Basalamah, Lc., M.A. ini tidak hanya sebagai seorang pendakwah, namun juga penulis, dan pengusaha Indonesia.
Bahkan Ustaz Khalid juga memiliki channel youtube sendiri yaitu Khalid Basalamah Official yang berisikan ratusan video dakwah Islam.
BACA JUGA:Harga Bahan Pokok Terus Naik, Peran Pemerintah Dipertanyakan
Tidak hanya itu, ustaz kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan pada 1 Mei 1975 ini juga kerap tampil bersama para pesohor atau selebriti Tanah Air yang salah satunya tampil di podcast Deddy Corbuzier.
Akan tetapi tidak dijelaskan secara lebih jauh kenapa Ustaz yang juga merupakan dewan penasihat syariah sekolah Rahmatan Lil 'Alamin Boarding School di Kabupaten Solok, Sumatera Barat ini masuk dalam daftar dugaan ustaz Wahabi.
Dalam akun X@kawalkyai hanya menampilkan 12 ustaz yang diduga beraliran Wahabi dan meminta pemerintah untuk menutup akses pada para ustaz tersebut.
BACA JUGA:Implementasi Prinsip Ekonomi Syariah, PT Pegadaian Gelar Pelatihan Juru Sembelih Halal di Yogyakarta
“Untuk itu, wacana menutup ruang akses gerak kelompok Wahabi di media sosial sangatlah penting untuk dilakukan oleh pemerintah,” tulis akun tersebut seiring dengan memposting 12 ustaz yang diduga Wahabi.
“Karena ini merupakan strategi memutus akar dari ‘hulu ideologi radikal’, tulis akun tersebut.
Ustaz Khalid mulai mengisi khotbah Jumat di tempatnya mengajar dan menempuh pendidikan untuk gelar master di Universitas Muslim Indonesia (UMI) pada 1999.
Kemudian lebih banyak memenuhi tawaran menjadi khatib dan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai dosen yang dilanjutkan dengan membuka kelas hadis secara gratis.
Ustaz yang juga pernah mengalami penolakan oleh GP Ansor ini telah berhasil menyelesaikan pendidikannya di mulai Universitas Islam Madinah, Universitas Muslim Indonesia dan Universitas Tun Abdul Razak.