JAKARTA, DISWAY.ID - Menyikapi kenaikan signifikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam perhitungan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), menimbulkan kecurigaan dari beberapa pihak terkait kemungkinan adanya indikasi kecurangan atau penggelembungan suara dari partai lain.
Meskipun sejumlah pakar telah meramalkan penurunan suara bagi semua partai, namun PSI justru mencatat pertumbuhan yang mencolok.
Salah satunya Lili Romli dari BRIN ungkap suara PSI naik signifikan bukan sekedar anomali dan menyinggung ada kekuatan tertentu ikut berperan.
BACA JUGA:Bisnis Tambang Bahlil Diungkap Jatam di Tengah Tudingan Isu Fee IUP Miliaran Rupiah
BACA JUGA:Profil Penghujat Aa Gym Diumbar Warganet: Begini Tampangnya!
Menurut data real count yang dirilis oleh KPU, perolehan suara PSI tetap stabil di angka 3.13 persen atau setara dengan 2.403.367 suara.
Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan karena hasil quick count (QC) menunjukkan angka yang berbeda, menciptakan kecurigaan akan adanya manipulasi suara atau penggunaan suara tidak sah yang kemudian diatribusikan kepada PSI.
Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang juga seorang pengamat politik, Profesor Lili Romli menyoroti fenomena ini dengan menyatakan, hal itu bukan hanya sekedar anomali.
BACA JUGA:Shin Tae-yong Terbang ke Eropa, Pantau Langsung Ivar Jenner, Sandy Walsh dan Marcelino
"Tetapi bisa jadi ada kekuatan tertentu yang sengaja melakukannya untuk mengerek agar PSI masuk parlemen," katanya saat dihubungi, Senin 4 Maret 2024.
Lebih lanjut, Profesor Lili mengungkapkan kecurigaannya terhadap perbedaan hasil antara quick count dan real count.
"Kecurigaan ini perlu ditelusuri oleh Bawaslu untuk mencari sumber atas dugaan kecurangan itu,"ucapnya.
BACA JUGA:Pelumas Premium Ipone Resmi Masuk Indonesia, Hadirkan Banyak Pilihan Untuk Sepeda Motor