“Kami membentuk Tim 23 yang bergerak turun ke lapangan untuk memberikan informasi hasil Rapor Pendidikan dan memberi pendampingan kepada sekolah-sekolah di daerah Pekalongan,” ujar Kholid.
Lebih lanjut, Kholid menjelaskan, bagi sekolah dengan hasil Rapor Pendidikan yang kurang maksimal, akan diberikan pendampingan untuk melakukan pembenahan, baik itu dari sisi pembelajaran, kompetensi guru, dan sebagainya.
Adapun Tim 23 terdiri dari kepala sekolah, Guru Penggerak, operator, pengawas, dan dinas pendidikan.
BACA JUGA:7 Prodi Sepi Peminat di Undip sebagai Acuan Jalur Rapor SNBP 2024
Cerita Para Guru
Kepala SMK Negeri 1 Subang, Deden Suryanto, menyampaikan bagaimana Rapor Pendidikan membantu untuk mencapai lulusan vokasi yang berkualitas.
Indikator penyerapan lulusan SMK dan link-and-match dengan dunia kerja pada Rapor Pendidikan merupakan tolak ukur SMK yang sesungguhnya dan tidak ada di platform sebelumnya.
“Kami berhasil mendekatkan diri dengan dunia kerja dan melakukan sinkronisasi kurikulum. Apa yang dimiliki oleh sekolah dan apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja,” pungkasnya.
Selain itu Deden menambahkan, sejak mengikuti PBD, program-program yang ada di sekolahnya menjadi lebih tertata dengan baik.
“Pada tahun 2022 ada gradasi warna kuning literasi dan numerasi sehingga menjadi fokus kami dalam merancang program sesuai. Sehingga pada 2023 hasil literasi kami hijau dan menjadi pencapaian tertinggi. Program literasi dan numerasi kami berhasil signifikan dan progresnya meningkat. Cara kami melakukan PBD adalah dengan mengunduh rapor pendidikan untuk menganalisis hasil satuan pendidikan saya per indikator,” ujar Deden.
Kepala Satuan PAUD Haraki Depok, Eka Annisa, mengungkapkan bahwa perilisan rapor pendidikan PAUD ini, membawa dampak yang luar biasa bagi satuan pendidikan dibandingkan sistem evaluasi terdahulu.
“Sebelumnya, tidak ada pendekatan yang komprehensif. Kami hanya melihat kondisi ideal, hasil yang diharapkan, kondisi nyata, dan rencana tindak lanjut. Namun dengan adanya perencanaan berbasis data ini, kami dapat melakukan identifikasi dan refleksi yang lebih detail. Sehingga kami pun tahu program prioritas apa yang dibutuhkan oleh satuan kami,” ungkap Eka.
Senada dengan itu, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Jakarta, Dedeh Kurniasih menyampaikan bahwa dengan adanya rapor pendidikan, proses evaluasi pendidikan menjadi lebih terarah.
“Di sana sudah tertera hingga ke akar masalah dan bentuk rekomendasi pembenahan, misalnya peningkatan kompetensi guru," ucapnya.
BACA JUGA:Simak 6 Jalur Masuk PTN Acuan SNPMB 2024, dari Nilai Rapor hingga Tes Tertulis
Menariknya, dalam melaksanakan rekomendasi pembenahan tersebut, Dedeh menguraikan bahwa sekolahnya memiliki program yang tidak menggunakan anggaran.