JAKARTA, DISWAY.ID - Indonesia memiliki target di tahun 2030 agar nihil penyakit kusta.
Tema itu dikupas dalam orasi ilmiah Ahli Dermatologi Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Linuwih Susetyo Wardhani Menaldi, Sp.D.V.E., Subsp.D.T.
Prof Sri dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran (FK) UI.
Orasi ilmiahnya berjudul “Pelibatan Multipihak pada Tata Kelola Kusta di Indonesia dalam Mencapai Nihil Kusta 2030: Peran dan Kontribusi Pendidikan Dokter”.
Prof. Sri menyampaikan bahwa Penyakit Tropis Terabaikan (PTT) atau Neglected Tropical Diseases (NTDs) merupakan sekelompok penyakit yang berada di daerah tropis dan subtropis.
BACA JUGA:Psikolog UI Bongkar Biang Kerok Tren Pernikahan di Indonesia Turun: Banyak Anak Ikrar 'Child Free'
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), terdapat 20 jenis penyakit yang digolongkan dalam PTT, delapan di antaranya berada di Indonesia. PTT yang terkait kulit ialah kusta dan frambusia.
Prof. Sri mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kasus kusta terbanyak ketiga di dunia.
Pada tahun 2022, kasus yang terdaftar berjumlah 15.052 dengan kasus baru sebanyak 12.095.
Mengenal Kusta
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis pada kulit dan saraf tepi yang diperkirakan sudah ada sejak 600 tahun Sebelum Masehi. Namun, penyebabnya kusta, yaitu Mycobacterium leprae (M. leprae), baru ditemukan 151 tahun yang lalu.
Pada 1982, WHO merekomendasikan paduan obat Rifampisin, Dapson, dan Clofazimine sebagai multidrug therapy untuk pengobatan kusta yang terbukti efektif.
BACA JUGA:Lansia Depresi Picu Demensia 2,3 Kali, Ini Saran Psikiater UI
Kusta Belum Musnah
Meskipun penyebab kusta sudah diketahui dan obatnya telah tersedia, kusta belum dapat dimusnahkan sampai saat ini.