"Misal mereka lagi jalan, lalu difoto karena dilihatnya bagus, lalu dikirim ke grup keluarga, lalu runding ke tim bangunan, diubah lagi. Itu pager depan harusnya udah jadi, dibongkar lagi," bebernya.
Kemudian untuk material dan ornamen yang ada di masjid ini semuanya dipesan dari dalam negeri. Wildan sendiri sempat mengaku kesulitan untuk mencari material yang sesuai, seperti genteng.
"Kalo lampu semua dari dalam negeri, untuk yang gentengnya agak susah waktu itu ya, jadi kita beli sampelnya dari ebay, lalu kita kasih ke tim bangunan, untung ada yang sanggup, akhirnya bisa," ujarnya
Muhammad Wildan Hakiki selaku Ketua DKM sekaligus cucu dari almarhum Tjia Kang Hoo-Sabrina Hutajulu-
Untuk area dalam masjid ini dilapisi kuningan dengan tulisan asmaul husna di bagian dinding depan. Wildan mengatakan butuh waktu 10 bulan untuk membuatnya.
"Untuk kuningannya sendiri itu dari Boyolali ya, waktu itu saya dan ayah yang langsung survei ke sana," paparnya.
Kemudian dipasang lampu gantung kristal besar yang begitu indah di bagian tengahnya.
BACA JUGA:Kebersamaan dan Tradisi: Suasana Jelang Berbuka di Masjid Sunda Kelapa
Masjid ini juga sudah dipasang AC di tiap sudut, agar jamaah semakin nyaman saat beribadah.
Lalu di sisi kanan dan kirinya dikombinasikan antara budaya tionghoa dan kaligrafi islam, serta di bagian atapnya yang diberi ukiran, menambah estetika masjid ini.
Kemudian di samping masjid juga dibangun rumah singgah, serta makam keluarga di sampingnya.
"Di sana kita bangun rumah 2 lantai, untuk bagian sekretariat di lantai bawah, dan lantai atasnya untuk rumah singgah ayah. Kita nanti rencananya juga akan memindahkan makam kakek dan nenek ke sini," ujar Wildan.
Pembangunan Masjid Tjia Kang Ho sendiri dimulai pada Oktober 2022, dan akan diprediksi rampung pada Juli atau Agustus 2024.
Setelah rampung, masjid ini nantinya mampu menampung sebanyak 250 jamaah.
(Sabrina Hutajulu)