Jagoannya Banyak Tumbang di Pilkada, Megawati Geram: Demokrasi Terancam Mati!
Hasil Quick Count Pilkada 2024 membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri geram dan menyoroti kekalahan partainya di sejumlah Provinsi.-Dok. PDI Perjuangan-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Hasil Quick Count Pilkada 2024 membuat Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri geram dan menyoroti kekalahan partainya di sejumlah Provinsi.
Salah satunya di Provinsi Jawa Tengah, di mana jagoan PDIP tumbang dan menyebut demokrasi terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara.
BACA JUGA:Puluhan Suara Tak Sah di TPS Megawati, Tiga Paslon Dicoblos
BACA JUGA:Emak-emak Sambut Pramono-Rano Menang Telak di TPS Megawati: Bang Doel Pulang Kampung!
"Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara," ujar Megawati dalam video yang dirilis PDI Perjuangan, Rabu 27 November 2024 malam.
Megawati menyoroti kekalahan jagoannya di sejumlah Provinsi yang diduga kuat adanya kekuatan masif. Seperti Andika Perkasa keok di Jateng, Tru Rismaharini di Jatim, Eddy Rahmayadi di Sumatera Utara.
"Hal ini nampak di beberapa wilayah yang saya amati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya," imbuhnya.
Soroti kekuatan masif
Dalam video itu, Mega juga menyebut dirinya mendapatkan laporan masifnya pengerahan para penjabat kepala daerah dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Hal itu diantaranya dukungan praktis hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral di Jawa Tengah.
BACA JUGA:Megawati Coblos Pilkada Jakarta di TPS 24 Kebagusan Didampingi Pramono-Rano
BACA JUGA:Survei Populi Center: Elektabilitas Ahmad Luthfi Unggul Dibandingkan Andika Perkasa
"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," tuturnya.
Megawati menyebut Provinsi Jateng bukan hanya kandang banteng, tetapi juga tempat tumbuhnya gagasan nasionalisme dan patriotisme. Ia meyakini dan menilai partainya tidak akan tumbang jika Pilkada dilakukan secara "fair, jujur, dan berkeadilan."
Oleh karena itu, Mega menduga situasi di Jateng akibat ada mobilisasi oleh kekuasaan menyebabkan terjadinya pembungkaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: