JAKARTA, DISWAY.ID – Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Pegunungan Theodorus Kossay mengungkapkan keluh kesahnya saat sedang merekapitulasi suara.
Pasalnya, banyak aksi protes dari masyarakat sehingga pihaknya harus berpindah-pindah lokasi untuk merekapitulasi suara tersebut.
"Pada saat rekapitulasi di tingkat kabupaten Tolikara, terjadi di aula kantor distrik bokondini. Itu ada masyarakat yang keberatan, kemudian situasi tidak aman," ujarnya dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional pada Rabu, 20 Maret 2024
BACA JUGA:Soal Bagi-bagi Kursi Menteri, Ketum Golkar: Kita Masih Tunggu, Ya
Kemudian antara Bawaslu, pihak keamanan, dan KPU akhirnya bersepakat untuk memindahkan rekapitulasi ke Jayawijaya, kabupaten ibu kota provinsi Papua Pegunungan.
Rekap kedua terjadi di Hotel Grand Santika, kemudian massa aksi yang dari Tolikara kembali datang. Hal itu membuatnya tidak nyaman.
Karena, masyarakat malah masuk ke dalam hotel tersebut dan pihak hotel akhirnya tidak mengizinkan KPU untuk merekap.
BACA JUGA:Sah! KPU Umumkan Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024
"Kemudian KPU keluar dan melakukan rekap di Gedung Tongkonan, satu gedung yang agak luas di jalan Irian," tuturnya.
Hal yang sama terjadi, masyarakat kembali dengan massanya meskipun sudah dikawal ketat oleh pihak keamanan.
Tetapi kali ini banyak yang yang membawa senjata tajam, seperti tombak, anak panah, parang samurai, dan alat sajam di seluruh lembah Kota Wamena.
BACA JUGA:Jelang Pengumuman Hasil Pemilu, Zulhas: Akhiri Pertikaian, Rayakan Kemenangan Indonesia