La Nina Datang, Ini Efek Paling Buruk yang Bisa Terjadi di Indonesia

Kamis 21-03-2024,05:35 WIB
Reporter : Risto Risanto
Editor : Risto Risanto

La Niña juga ditandai dengan tekanan yang lebih tinggi dari biasanya di Pasifik tengah dan timur.

Hal ini mengakibatkan produksi awan dan curah hujan di wilayah tersebut menurun. Kondisi yang lebih kering dari biasanya terjadi di sepanjang pantai barat Amerika Selatan yang tropis, Pantai Teluk Amerika Serikat, dan wilayah pampas di Amerika Selatan bagian selatan.

La Niña biasanya berdampak positif pada industri perikanan di Amerika Selatan bagian barat. Upwelling membawa air dingin yang kaya nutrisi ke permukaan. Nutrisi termasuk plankton yang dimakan oleh ikan dan krustasea. Predator tingkat tinggi, termasuk spesies ikan bernilai tinggi seperti ikan bass, memangsa krustasea.

Peristiwa La Niña dapat berlangsung antara satu hingga tiga tahun, berbeda dengan El Niño yang biasanya berlangsung tidak lebih dari satu tahun. Kedua fenomena tersebut cenderung mencapai puncaknya selama musim dingin di belahan bumi utara.

BACA JUGA:Anggota Komisi II DPR RI Mengapresiasi Kinerja Seluruh Penyelenggara Pemilu

Pemantauan La Nina

Para ilmuwan mengumpulkan data tentang El Niño dan La Niña menggunakan sejumlah teknologi. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), misalnya, mengoperasikan jaringan pelampung yang mengukur suhu permukaan laut, suhu udara, arus, angin, dan kelembapan.

Pelampung tersebut berada di sekitar 70 lokasi, mulai dari Kepulauan Galapagos hingga Australia. Pelampung ini mengirimkan data ke peneliti dan ahli meteorologi setiap hari.

Dengan menggunakan data pelampung dan informasi visual yang mereka terima dari satelit, para ilmuwan dapat memprediksi ENSO dengan lebih akurat dan memvisualisasikan perkembangan serta dampaknya di seluruh dunia.

Kategori :