JAKARTA, DISWAY.ID – Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memproyeksikan nilai penerimaan wakaf dapat mencapai hingga 180 triliun Rupiah per tahun.
Nilai sebesar itu tentu memerlukan pengelolaan yang tepat agar dapat menjadi wakaf yang produktif.
Lalu, apa saja manfaat dan contoh wakaf produktif tersebut?
Berikut adalah penjelasan singkatnya.
BACA JUGA:Panen Raya Melon, Dompet Dhuafa Budidayakan Pesantren Tahfiz dengan Wakaf Greenhouse PTGL
Dalam keterangan resmi Wakaf Bersama Dompet Dhuafa, dijelaskan sejak zaman Rasulullah SAW, wakaf telah menjadi salah satu sedekah yang paling digemari karena sifat jariahnya.
Wakaf menjadi ibadah yang istimewa karena karakternya yang multidimensi dan multinilai.
Multidimensi artinya wakaf mampu menjangkau urusan dunia dan akhirat, sedangkan multinilai memiliki arti wakaf bukan hanya bernilai ibadah, tapi juga nilai sosial.
Dari sisi ibadah, wakaf menjadi amal jariah bernilai pahala yang tidak akan terputus.
Sedangkan dari sisi sosial, wakaf juga memiliki peran penting membangun ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:42 Lembaga Keuangan Syariah Ini Masuk Daftar Penerima Wakaf UangMengapa Aset Wakaf Harus Produktif?
Sebelumnya mari kita ketahui terlebih dahulu mengapa aset wakaf perlu bersifat produktif.
Secara umum, wakaf produktif dapat menjadi kontribusi penting dalam membangun kualitas hidup masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi bangsa.
Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan dana maupun aset wakaf menggunakan skema bisnis dan investasi, agar mampu menghasilkan surplus yang memiliki manfaat keberlanjutan.
Secara tidak langsung, skema ini juga bertujuan untuk memperluas manfaat dan merawat aset wakaf tersebut.