Jaga Hati

Rabu 24-04-2024,04:14 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

PESAN saya pada istri Harry Bayu hanya satu: Anda harus bisa kejam. Termasuk pada diri sendiri. Juga pada keluarga.

Harry Bayu sukses menjalani transplantasi hati di RSCM Jakarta Jumat lalu (baca Disway 23 April 2024: Politik Hati).

Tentu keluarga gembira. Apalagi dua hari kemudian Harry sudah bisa bicara. Hari ketiga sudah bisa ngobrol. Sudah bisa minta disambungkan video call dengan saya. 

Maka saya ingatkan agar mereka jangan melupakan kewaspadaan. Misalnya: begitu gembiranya sampai sering-sering masuk ICU. Lupa pula membersihkan badan.

"Jangan sampai Pak Harry kena infeksi," pesan saya.

Keluarga memang harus bisa menjaga pasien transplant se-steril mungkin. Saya dulu beruntung punya ''polisi internasional'': Robert Lai. Orang Singapura. Disiplin. Keras. Setiap orang yang masuk ke kamar saya harus cuci tangan. Pakai masker. 

Termasuk istri dan anak-anak saya. Selama tiga bulan penuh.

Soal operasi transplantasinya sendiri RSCM/UI sudah jagoan. Sudah melakukannya 89 kali. Tapi kegagalan masih bisa terjadi: sesudah operasi. Hari-hari setelah operasi masih bisa terjadi penolakan. Hati yang baru dipasang itu ditolak oleh sistem tubuh. 

Saya dulu merasa beruntung karena Robert selalu mengingatkan pesan dokter: tiga bulan setelah transplant harus ekstra waspada. Apalagi seminggu pertama seperti Harry Bayu sekarang ini.

Problem berikutnya adalah: kedisiplinan minum obat. Terutama obat penurun imun. 

Saya sangat disiplin minum obat. Dua kali sehari (dulu), sehari sekali (sejak lima tahun lalu).

Termasuk di masa Covid-19 lalu. 

Waktu itu orang lain sibuk menaikkan imun, saya tiap hari justru menurunkan imun.

Anda sudah hafal mengapa imun saya tidak boleh kuat: agar badan jangan menolak benda asing yang ada di tubuh. 

Hati baru yang ditransplantasikan itu oleh sistem tubuh dianggap benda asing. Harus ditolak.

Saya pun heran ketika sekitar delapan tahun lalu bertemu orang yang tidak disiplin. Ia sudah berhasil menjalani transplantasi hati di RSCM. Tapi sia-sia.

"Sudah berapa lama transplant?" tanya saya.

"Sudah tiga tahun."

"Masih minum obat?"

"Tidak lagi."

"Lho kenapa?"

"Mahal."

Saya beri tahu: tidak boleh begitu. Sudah berani transplant harus menjaga diri. Kasihan juga pada orang yang telah menyumbangkan hati.

"Saya sehat saja," katanya.

Setahun kemudian saya WA orang itu. Yang menjawab istrinya: "Suami saya sudah meninggal dunia," kata sang istri.

Umurnya sekitar 45 tahun. 

Kemarin saya ingat-ingat namanya: tidak ingat. Saya cari nomor teleponnya: hilang.

Tadi malam saya ceritakan soal itu ke Prof Dr Toar Jean Maurice Lalisang SpB-KBD. Ia tim inti transplantasi hati RSCM/UI.

"Itulah problem sosial kita pak," jawab Prof Toar. 

Seperti transplant terhadap Harry Bayu ini, tim RSCM sudah bisa mengerjakannya dalam operasi 14 jam. Dulu operasinya sampai 20 jam. Ada yang sampai 24 jam. Tergantung tingkat kesulitannya.

Prof Toar yang lahir di Belanda itu ternyata memang turunan dokter. Neneknya adalah dokter. Dia wanita kedua di Indonesia yang sekolah kedokteran di Stovia –kelak jadi fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Anda sudah tahu sang nenek: Anna Warrow.

Ibunya juga seorang dokter: lulusan Leiden, Belanda. Saat kuliah itulah sang ibu bertemu mahasiswa ekonomi di Amsterdam –di kampusnya Frans Seda, Radius Prawiro, dan Kwik Kian Gie. Mereka sudah saling kenal di Indonesia tapi baru jatuh cinta di sana. Kawin. Lahirlah Toar.

Prof Toar sendiri punya anak yang jadi dokter. Berarti dokter empat generasi.

"Toar itu apa?" tanya saya.

"Itu nama laki-laki di Minahasa. Kalau di Jawa seperti Bambang," jawabnya. "Toar sendiri artinya cahaya," tambahnya.

Harry kini di bawah pengawasan Prof Toar. Selama di RSCM. Tapi setelah pulang nanti tidak ada lagi yang mengawasinya.

Harry sendiri yang harus disiplin. Juga istri dan keluarganya.(Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 23 April 2024: Politik Hati

Lagarenze 1301

Duluuu, sewaktu bertugas di Pontianak, saya pernah medical check up ke Kuching. Di Normah Medical Specialist Centre. Waktu itu, Normah punya perwakilan di Pontianak. Ehm, perempuan dengan 5i. Yang menarik, saya tidak perlu pusing soal perjalanan ke Kuching. Perwakilan itu menyiapkan semuanya: transportasi, akomodasi, dan segala tetek bengek perjalanan lainnya. Saya berangkat bersama tiga keluarga lain yang jadwal berobatnya bersamaan. Perempuan 5i itu ikut semobil dengan kami, menemani sejak pergi sampai pulang, bahkan mengantar ke berbagai tempat belanja di Kuching, termasuk wisata naik Sarawak River Cruise. Ini berobat atau halan-halan.

Jokosp Sp

Harga transport dalam negeri dari Pontianak ke Jakarta atau dari Medan ke Jakarta lebih mahal dibandingkan dari Pontianak ke Kinibalu atau Medan ke Penang. La Kok bisa?, itulah realita. Artinya juga di Medan dan di Pontianak kelas pelayanan masih dikalahkan oleh pelayanan di negeri Jiran. Betul apa betul?.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang dokter Inggris dengan bangga mengatakan: "Di Inggris, pengobatan sudah sangat maju. Kami menyelamatkan seorang pria yang hatinya sudah rusak dengan mengambil sepotong hati pria sehat, dan dalam 6 minggu pria yang tadinya sakit sudah mencari pekerjaan." Dokter Jerman menjawab: "Itu bukan apa-apa. Di Jerman, kami mengambil sepotong hati, menaruhnya pada pria lain, dan dalam 4 minggu ia sudah mencari pekerjaan." Dokter Tiongkok menjawab: "Ya, kami pun mengambil setengah hati dari seorang pria, menaruhnya di dada orang lain, dan hanya dalam 2 minggu ia sudah mencari pekerjaan." Dokter Amerika tertawa: "Anda semua masih di belakang kami. Beberapa tahun lalu, kami mengambil seorang pria yang tidak punya hati dan mengangkatnya menjadi Presiden. Sekarang, semua orang sedang mencari pekerjaan!"

djokoLodang

--o-- LOGIKA LEGAL (1) Legalitas Logika Profesor Kondang sedang memberikan kuliah. Tentang Logika "Intinya, logika dan legalitas itu berjalan bersama. Tidak bisa saling bertentangan, tidak boleh. Tidak logis kalau bertentangan. ..." "Boleh tanya, Prof?" Triman mengangkat tangan. "Prof, saya punya pendapat yang berbeda --"dissenting opinion". Seperti yang saya lihat pada putusan Mahkamah Konstitusi kemarin." "Maksudmu, saya tidak bisa menerima perbedaan? Saya intoleran? Saya...?", nada suara p Prof mulai meninggi. Tidak biasanya ada mahasiswa yang berani berdebat dengannya. "Begini, pak. Saya berpendapat bahwa tidak selalu yang legal itu logis, dan yang logis itu selalu legal. Pasti ada kecualinya. Ada yang legal tetapi tidak logis. Ada yang logis tetapi tidak legal. Dan, ada yang tidak logis sekaligus tidak legal." Prof Kondang merasa tertantang. "Baik lah. Kalau bisa membuktikan tiga perkara itu, akan saya berikan nilai A-plus. Tanpa harus ikut ujian.... Ingat ya, Anda harus membuktikan ketiga-tiganya.Kalau tidak ...? Tahu sendiri akibatnya ..." Para mahasiswa pun terdiam. Mereka memahami gentingnya suasana. Tetapi, Triman sangat percaya diri. "Yang pertama. Sekarang ini pak Prof sudah berusia 65 tahun, Menikahi seorang gadis muda berusia 21 tahun. Legal. Tetapi tidak logis. Mestinya gadis itu menikah dengan pemuda sebaya." (bersambung) --jL--

Lagarenze 1301

Hati dalam pengertian liver kalau rusak bisa diganti seluruhnya dengan transplantasi dan menjadi sehat kembali. Tapi, harus minum obat seumur hidup. Hati dalam pengertian nurani atau kalbu tidak bisa diganti, tapi kalau rusak bisa diperbaiki dengan "tombo ati" dan istikamah seumur hidup. Hati dalam pengertian liver terletak di bawah diafragma di sisi kanan atas. Berfungsi menghancurkan racun dan mengatur pencernaan. Hati dalam pengertian nurani terletak (secara imajiner) di dada sebelah kiri di dalam jantung. Berfungsi menjaga moral dan nilai kebaikan, mengatur sikap dan perilaku yang benar. "Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Tetapi, apabila daging itu rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati (kalbu)." --HR Bukhari dan Muslim.

Juve Zhang

Zaman purbakala...saya kerja di Riau..liburan naik ferry ke Melaka....isi nya 95% para Pahlawan Devisa...umumnya ilegal...paspor dan visa wisata 2 minggu....yg biasanya jadi 2 tahun atau 20 tahun....zaman itu Malaysia sudah jauh lebih maju....kita ke sana di anggap kaum perusuh...imigrasi nya sadis...yg ditanya bawa uang berapa????. Tentu para pahlawan devisa ada jurus sakti...3 anak muda baris...yg depan nunjukan duit lolos...duitnya di oper ke belakang ...tambah dikit...lolos...oper belakang ...tambah dikit lolos...maka 3 pahlawan devisa lolos dengan uang gabungan.....wkwkkw saya lihat dari belakang senyum saja...konon sekarang satu Ferry isi full Orang Sakit...wkwkqk. Riau sudah maju ...dulu yg datang ke Melaka ...badan sehat....fit....langsing....dompet sakiit keras....sekarang orang Riau ke Melaka naik ferry....dompet segar bugar....badan sakit keras.....wkwkqk..dulu zaman purbakala tujuan ke Melaka Kerja di Kilang....di perkebunan....karena dompet sakiit keras....sekarang tujuan Rumah Sakit...karena Badan Sakiiiit keras.....wkwkkw...zaman berubah....tujuan ke Melaka Berubah....bukan kilang...bukang perkebunan sawit....tapi Rumah Sakit.

Johannes Kitono

Dokter - BPJS . Kebetulan punya anak dokter yang pernah dinas di Klinik dengan rezeki BPJS. Sempat jadi volunter saat covid 19. Sangat frustrasi ketika bandingkan income teman sebangku di BBS.Temannya S 2 sipil dapat income 2 digit. Budget lunch saja 500 rb sama customer. Si bungsu stress dapat income cuma satu digit dan harus subsidi ortu.Dikasih tahu bahwa harus bangga jadi dokter. Bisa berbagi kasih.Tentu sekedar menghibur saja.Then, lanjut S 2 PH di Melbourne Univ yang tidak murah. Lulus cumlaude,lumayan pintar. Suaminya yang juga dokter dan PR sudah lulus ujian persamaan dr di Aussie. Keduanya kerja keras,terutama saat week end.Libur hanya saat Senin sambil laundry dan bersihkan Apart. Setahun kerja keras now mereka sudah bisa cicil rumah harga diatas Rp.5 mily. Tentu tidak bocor seperti rumah dr BPJS di Indonesia.Kalau nasib dr BPJS tidak segera di perbaiki. Akan terjadi Brain drain. Dan percuma bangun Mayo Clinic di Bali tetapi nasib dokternya tidak diperbaiki. Semoga Presiden Prabowo memberikan atensi khusus. Terhadap kesenjangan income para dokter. Dokter elite seperti Orthopedi, PJK dan Obgyn income memang tinggi. Umumnya dapat pasien orang kaya. Dr BPJS handle pasien penyakit rakyat seperti TBC dan Bapilek saja. Tetapi mereka adalah ganda terdepan memperbaiki kesehatan masyarakat. Menkes harus punya motto ; Rakyat Sehat dan Dokter juga Sejahtera. Semoga !!!

Dasar Goblik

Sebelas komentar tentang Hati.Oke. Hati hati.Jangan mendua hati.Patah Hati.Sakit hati.Iri hati.Semua memang tentang hati.Yang kalah di MK tidak usah di ambil Hati.Wong kalian elit ribut.Rakyat tetap Kuat Hati.Sembako naik kami hati hati menggunakan uang.Kalian saja yang Keras Hati.Tidak berkerja sepenuh hati.Mari kita mendukung presiden baru sepenuh Hati.Amin

Gianto Kwee

"Myasthenia gravis" Sebuah penyakit "Auto Imun (?)" Mereka membentuk komunitas untuk saling menguatkan dalam upaya menuju kesembuhan, mereka memiliki "Salam perekat" di komunitas nya yaitu "Salam 3 Hati" - Faith, Hope & LOVE

Kategori :