BACA JUGA:15 Kata-kata Mutiara Gus Baha yang Bisa Sejukan Hati dan Pikiran, Penuh Hikmah Kehidupan
Mudahnya, buku-buku yang dibawa Nadhor dari Persia untuk menandingi Al-Quran di zaman Rasulullah.
Seperti dengan buku, tujuan adanya musik-musik seperti dangdut, dapat menjauhkan seorang muslim jauh dari Al-Quran.
Padahal mempelajari kandungan-kandungan Al-Quran kepada ulama, hukumnya wajib.
"Mengimpor buku dari Persia itu supaya belajar buku itu, kemudian meninggalkan Quran.
"Kemudian orang suka musik yang menghibur, yang maksiat itu juga nanti akibatnya orang meninggalkan Quran," tegasnya.
Gus Baha menyoroti potongan kata dari ayat Al-Quran, yakni lahwan pada Surah Al-A'raaf ayat 51.
Ulama-ulama berpendapat bahwa tafsir dari kata al-Lahwan adalah alat musik.
Namun Gus Baha kurang setuju, karena yang dipermasalahkan atau menjadi khilaf para ulama adalah sebab turunnya ayat tersebut.
Kata Lahwan dalam ayat Al-Quran tidak bisa menjadi patokan hukum secara mutlak.
"Jadi khilafnya ulama itu menyangkut asbabun nuzul bukan menyangkut hukumnya," katanya.
Akan tetapi hukum musik dapat dikiyaskan kepada peredaran buku-buku fiktif, karangan-karangan yang dinilai tidak penting.
Sebab di dalam Islam, hal-hal yang bersifat sia-sia atau buang-buang waktu dapat melalaikan orang dari ajaran Al-Quran.
BACA JUGA:Gus Baha Beberkan Kunci Meraih Lailatul Qadar: Tanda-Tandanya Malah Kok Kalian Cari?
"Kalau menyangkut hukumnya sama entah buku atau musik atau apa saja yang kira-kira menggantikan fungsi orang Islam belajar Quran itu juga ikut.