JAKARTA, DISWAY.ID – Indonesia bertekad untuk mengurangi ketergantungan ekspor komoditas.
Saat iini, Indonesia masih tetap terus menggali potensi perdagangan dari dua fenomena technology decoupling dan friendshoring.
Kedua fenomena ini diyakini dapat mengubah pola perdagangan dan investasi, dan juga memberikan dampak terhadap ekonomi dan perdagangan global secara signifikan.
BACA JUGA:Sejarah Pasar Tanah Abang, Pusat Perdagangan Terbesar di Jakarta yang Dibangun Sejak Tahun 1735
Hal tersebut juga disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Perdagangan (BK Perdag) Kasan dalam sambutan kuncinya pada pembukaan Gambir Trade Talk (GTT) #14 yang digelar secara hibrida di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu (15/05).
Menurut Kasan, decoupling dan friendshoring muncul dengan konteks global yang penuh tantangan.
Namun, perubahan pola perdagangan global tersebut dapat menawarkan sejumlah peluang yang dapat memperkuat ketahanan ekonomi nasional nantinya.
BACA JUGA:Perkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Jepang Lewat Perdagangan Senilai USD 37,3 Miliar
"Indonesia tentunya harus menggali peluang dari kedua fenomena tersebut. Antara lain untuk mempercepat diversifikasi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas, dan mengembangkan sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti teknologi, manufaktur, dan jasa serta pengembangan industri strategis lainnya," Jelas Kasan.
Decoupling mengacu pada praktik memisahkan atau mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global.
Akibatnya, suatu negara akan cenderung membangun atau memperkuat sumber daya, produksi, atau distribusi secara lokal atau regional yang bertujuan untuk mengurangi risiko gangguan pasokan dan respons terhadap perubahan pasar.
BACA JUGA:Tingkatkan Mutu SDM Perdagangan, Bappebti Terbitkan Perba Nomor 3 Tahun 2024
Di sisi lain, friendshoring mencerminkan kecenderungan beberapa negara untuk mengurangi ketergantungan pada negara-negara yang dianggap sebagai potensial ancaman atau pesaing.
Pemberlakuan tarif dan hambatan perdagangan AS terhadap RRT pada 2018 dipandang sebagai tindakan yang mencerminkan friendshoring.
Kedua fenomena ini mencerminkan perubahan dalam dinamika perdagangan global yang dipengaruhi faktor politik, keamanan, dan ekonomi.