DEPOK, DISWAY.ID - Tutupnya pabrik brand sepatu Bata pada 30 April lalu masih menjadi topik hangat dikalangan para pengusaha dan masyarakat.
Sampai saat ini, masih banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai tutupnya tutupnya pabrik sepatu yang menjadi merek pilihan masyarakat.
BACA JUGA:Segini Besaran Pesangon 233 Karyawan Pabrik Sepatu BATA yang Tutup
BACA JUGA:Kisruh Pabrik Sepatu Bata Tutup, Perusahaan: Langkah Paling Realistis
Menurut Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko dalam keterangannya pada Minggu 5 Mei 2024, faktor penyebab tutupnya pabrik sepatu lantaran tak ada pilihan lain. Sebab kerugian yang dialami pihak Bata selama empat tahun setelah pandemi ini sudah dalam tahap mengkhawatirkan.
Sementara itu menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia Office (APRISINDO) Firman Bakrie, mengungkapkan beberapa kesulitan yang menghambat perkembangan industri sepatu di Indonesia.
Firman melanjutkan, Salah satu alasan mengapa industri sepatu mengalami kelesuan selama 4 tahun ini adalah banyaknya impor ilegal yang merugikan industri dalam negeri.
Mirisnya, impor ilegal ini malah menjadi tren dikalangan penggemar produk-produk branded atau banyak juga disebut dengan thrifting. Padahal menurut Firman, masuknya thrifting itu ke dalam negeri itu dengan cara ilegal.
BACA JUGA:Pabrik Sepatu Bata Tutup, Bagaimana Nasib 233 Karyawan yang Tersisa?
BACA JUGA:Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun Bisa Jadi Kalah Saing
Sementara itu di sisi lain, aturan pengetatan barang impor justru malah menjadi tantangan bagi industri sepatu karena bahan baku yang saat ini digunakan masih impor.
Hal inilah yang menjadi hambatan bagi industri sepatu selama 4 tahun ini.
"Pemerintah ini dengan adanya impor, justru malah membuat birokrasi baru yang justru menyulitkan pelaku usaha yang selama ini jujur, taat aturan, dan taat hukum," kata Firman.
Saat ini, menggunakan barang impor adalah salah satu cara bagi tenant Bata untuk bertahan. Pasca pabrik resmi ditutup, toko-toko Bata di berbagai wilayah kini berusaha untuk tetap menjaga kestabilan bisnis dengan mengimpor sepatu dari luar negeri.
BACA JUGA:Tidak Hanya Pemudik, Kawasan Stasiun Pasar Senen Juga Penuh Anak Muda Usai Berburu Thrifting