Selain itu, Masataka Nakagawa seorang peneliti senior di Institut Nasional Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial mengatakan ada tiga alasan utama tingginya 'kodokushi' atau kematian karena kesepian.
Pertama, perubahan dalam tatanan kehidupan keluarga di Jepang, di mana dahulu anak-anak terbiasa tinggal dengan orang tua hingga dewasa.
Namun kini, banyak anak-anak lebih memilih tinggal sendirian karena alasan pekerjaan.
BACA JUGA:Waspada Fenomena Dokteroid, Dokter Gadungan yang Menipu Pasien
BACA JUGA:3 Gerhana Bakal Terjadi di 2024, LF PBNU Ungkap Fenomenanya
Kedua yakni angka pernikahan yang kian menurun selama beberapa tahun, hingga saat ini banyak orang di Jepang hidup lajang.
Faktor terakhir adalah rata-rata harapan hidup yang lebih panjang menyebabkan setengah dari pasangan lansia hidup sendirian.
Nakagawa juga mengatakan lingkungan dan komunitas lokal secara tradisional melangkapi keluarga untuk memberikan dukungan bagi lansia.
BACA JUGA:Sologami, Fenomena Menikahi Diri Sendiri Tanpa Pasangan Benar-benar Nyata di Korea Selatan!
Namun banyaknya jumlah kasus 'kematian kesepian' menujukkan bahwa jaringan dukungan dan sistem jaminan sosial tidak memadai.
Meningkatnya jumlah kasusu ini ini membuat pemerintah memberlakukan undang-undang yang mengimbau pemerintah daerah untuk mengidentifikasi orang-orang yang rentan dan menangani penyebab masalah tersebut.