Kemdikbud Perkenalkan Kekayaan Lokal dalam Pengelolaan Air di WWF

Rabu 22-05-2024,20:16 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Subroto Dwi Nugroho

JAKARTA, DISWAY.ID -- World Water Forum (WWF) ke-10 digelar di sepanjang 21-25 Mei 2024, menghadirkan perspektif budaya terhadap tema "Air untuk Kesejahteraan Bersama".

Pada kesempatan ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut hadir untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.

Terkait pengelolaan air, Kemdikbud menyajikan diskusi dan pameran tentang sistem Subak dan Jalur Rempah.

BACA JUGA:Indonesia dan Libya Wujudkan Kerja Sama di Bidang Ketenagakerjaan

BACA JUGA:Komitmen Kemenhub Dalam Pengangkutan Ibu Hamil Dengan Pesawat Udara

Diskusi sendiri diselenggarakan di Bali International Convention Centre pada 21 Mei 2024, sedangkan pameran berlangsung di Museum Pasifika pada 21-25 Mei 2024.

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan pentingnya percakapan transdisipliner dalam menjawab tantangan pengelolaan sumber air.

Untuk diketahui, United Nation World Water Development Report 2024 mencatat 2,2 miliar orang tidak punya akses terhadap air minum pada 2022.

Sementara itu, terdapat 1,4 miliar orang terdampak kekeringan pada 2002-2021.

BACA JUGA:Tentukan Keberlanjutan Program Desmigratif, Kemenaker Lakukan Evaluasi

BACA JUGA:Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura Akibat Varian Baru, Begini Imbauan Kemenkes

Adapun 10 persen migrasi global antara 1970-2000 karena terkait kekurangan air.

“Sains dan teknologi modern tidak cukup untuk menjawab berbagai masalah itu. Justru sebagian masalahnya timbul karena sains dan teknologi modern digunakan secara tidak bijak,” ujar Hilmar.

Di sisi lain, Indonesia memiliki khazanah pengetahuan lokal yang bertumpu pada kelestarian dan keberlanjutan.

"Jika dikombinasi dengan sains dan teknologi, bisa memberikan solusi yang konkret," paparnya.

Tags :
Kategori :

Terkait