Diketahui, saat ini terdapat dua vaksin malaria yang telah mendapatkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni RTS-S/A01 (tahun 2021) dan R21 (tahun 2023). Vaksin tersebut dinilai mampu menurunkan angka kematian malaria falsiparum pada balita dengan mengurangi severitas malaria, tertutama di Afrika.
Namun, kedua vaksin tersebut masih diperuntukkan kepada anak usia di bawah 2 tahun. Di samping itu, vaksin R21 mempunyai efikasi lebih baik daripada RTS-S.
"Vaksin RTS-S maupun R21 mempunyai target anak usia 2 tahun, di mana (efikasi R21) mencapai lebih dari 70 persen, sedangkan RTS-S kurang dari 50 persen," paparnya.
"Karena (vaksin) ini masih (untuk anak) di bawah 2 tahun, Indonesia yang mempunyai permasalahan malaria terutama di usia dwasa, maka kita berharap R21 ini dapat dipakai di indonesia."
BACA JUGA:Catat! 3 Obat Malaria Diklaim Efektif, Awas Hindari Gigitan Nyamuk Anopheles
Sementara itu, Thailand sedang melakukan uji klinis penggunaan vaksin R21 pada orang dewasa.
Pihaknya pun saat ini masih menunggu hasil tersebut untuk mengetahui apakah vaksin tersebut bisa digunakan pada orang dewasa.
"Namun di Thailand belum selesai uji linisnya dan Indonesia berencana melakukan uji klinis untuk dewasa," lanjutnya.
Kendati demikian, pihaknya telah melangsungkan identifikasi kebutuhan vaksin malaria bersama Biofarma.
"Saat ini walaupun kita masih menunggu pada dewasa, identifikasinya sudah mulai dilakukan Biofarma, melihat apakah Indonesia sudah membutuhkan vaksin malaria atau belum saat ini," pungkasnya.