JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan menghadirkan sejumlah inovasi dan pengembangan penelitian untuk memberantas malaria.
Indonesia sendiri mendudukan posisi kedua se-Asia sebagai negara dengan kasus malaria tertinggi setelah India.
BACA JUGA:Indonesia Urutan 2 Kasus Malaria Tertinggi, Paling Banyak di Papua
BACA JUGA:Malaria Knowlesi Kini Mulai Serang Manusia, Awalnya Hanya Diidap Kera
"Indonesia menyumbangkan kasus terbesar ke-2 setelah India di Asia dengan estimasi kasus sebesar 811.636 kasus positif pada tahun 2021," ungkap Plh. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Hellen Dewi Prameswari, MARS pada Senin, 27 Mei 2024.
Adapun kasus malaria stagnan cenderung meningkat dari tahun 2014 hingga 2023.
Berdasarkan Laporan Rutin Sismal 2023, tren penemuan kasus malaria secara fluktuatif tertinggi pada tahun 2023 sebesar 3.464.862.
BACA JUGA:Tema Hari Malaria Sedunia 2024, Ini Pesan WHO untuk Ibu Hamil dan Anak
BACA JUGA:Indonesia Wakili Asia Tenggara Cari Solusi Atasi HIV, TBC, dan Malaria
Kendati target nasional Positivity Rate (PR) malaria adalah <5%, saat ini capaian nasional sebesar 12,08%.
Oleh karena itu, lanjut Hellen, perlu peningkatan penemuan kasus baik aktif maupun pasif di daerah endemis dan bebas malaria yang berisiko.
Selain itu pula pentingnya peningkatan pencatatan dan pelaporan pada sismal V3.
Dalam hal mencegahan dan penanggulangan malaria, Kemenkes telah melakukan sejumlah kebijakan, mulai dari mengembangkan upaya deteksi, pencegahan, dan respon; pengobatan; memperkuat pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat; peningkatan upaya surveilans; hingga mengutamakan pengendalian faktor risiko.
BACA JUGA:Wow! Para Ilmuan Temukan Bakteri yang 'Kebetulan' Mampu Melawan Malaria
Pihaknya juga melakukan pengembangan penelitian dan inovasi berupa pengembangan vaksin malaria dan percepatan penurunan kasus dengan mass drug administration (MDA).