Masjid Qiblatain di Madinah Punya Dua Kiblat Bertolak Belakang, Tempat Ziarah Jamaah Haji

Rabu 29-05-2024,15:47 WIB
Reporter : Tomy Gutomo
Editor : Tomy Gutomo

Peristiwa perpindahan kiblat itu  bermula saat Nabi Muhammad melayat ke rumah Bani Salamah. Lalu di tempat itu Nabi Muhammad salat duhur. Dua rakaat pertama masih menghadap Baitul Maqdis. Sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika baru saja menyelesaikan rakaat kedua.

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Allah dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-Baqarah: 144).

Begitu menerima wahyu ini, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah menghadap Masjidilharam. 

Pada awalnya, kata Aswadi, kiblat salat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah, seperti yang tercantum dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 96 : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”


Onterior Masjid Qiblatain, Madinah, yang indah. -Tomy Gutomo-Media Center Haji

Sedangkan Al-Quds (Baitul Maqdis) ditetapkan sebagai kiblat untuk sebagian dari para nabi dari Bani Israil. Dari Madinah, Baitul Maqdis berada di sebelah utara, sedangkan Baitullah di bagian selatan. 

Ketika masih di Makkah, Nabi salat menghadap Baitul Maqdis, juga sekaligus menghadap Kakbah. Nabi menghadap ke utara, di mana posisi Kakbah searah dengan Baitul Maqdis.

Perubahan arah kiblat sendiri sudah diinginkan Nabi. Sebellum itu selama di Makkah Nabi salat menghadap ke Baitul Maqdis. Bahkan sampai di Madinah pun masih menghadap ke sana lebih dari setahun. Rasulullah terus memohon dab berharap agar kiblat dipindahkan ke Kakbah. 

Renovasi Masjid Qiblatain

Masjid Al-Qiblatain sudah mengalami beberapa kali pemugaran hingga renovasi. Awalnya masjid ini dikelola oleh Khalifah Umar bin Khatab. Lalu direnovasi dan dibangun kembali ketika Kesultanan Usmani berkuasa.

Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd pernah memperluasnya, merenovasi dan membangun dengan konstruksi baru, tetapi tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.


Kutipan ayat yang menerangkan peristiwa perubahan arah kiblat di Masjid Qiblatain. --Media Center Haji

Di bagian luar, arsitektur masjid terinspirasi dari elemen dan motif tradisional sehingga menampakkan citra otentik sebuah situs bersejarah.

BACA JUGA:Yang Tak Punya Visa Haji Jangan Nekat, Razia Semakin Masif

BACA JUGA:Usia 101 Tahun, Salim Mampu Tawaf dan Sai Tanpa Kursi Roda

Ruang salat mengadopsi geometri dan simetri ortogonal yang ditonjolkan dengan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua hanya dijadikan sebagai pengingat sejarah. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah kiblat.

Kategori :