"Dengan ini telah membuktikan kehadiran dan perhatian pemerintah yang terus menyokong perekonomian 22 juta keluarga," kata Arief.
BACA JUGA:Rayakan HUT ke-25, PNM Cabang Sukabumi Tanam 100 Pohon Endemik
BACA JUGA:Expo Pengawasan Intern 2024: Pelindo Pamerkan Aplikasi Audit Berbasis Risiko
22 juta keluarga itu kalau secara individu bisa sampai sekitar 89 juta atau artinya hampir sepertiga rakyat Indonesia yang diberikan beras Bulog yang berkualitas baik dari pemerintah
Di ranah domestik, dengan adanya program banpang beras terbukti memberi dampak positif pada pengendalian inflasi secara nasional, utamanya beras.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2024, inflasi beras secara bulanan berada cukup tinggi di angka 5,32 persen.
Akan tetapi, tingkat inflasi beras tersebut melemah dengan di Maret 2024 menurun ke 2,06 persen dan April 2024 tercatat minus 2,72 persen.
BACA JUGA:PNM Gelar Studi Banding, Nasabah Unggulan Dapat Pelatihan Bikin Olahan Daging Dendeng
BACA JUGA:Aksi TJSL PNM Manado, Ajak Nasabah Lestarikan Terumbu Karang
Terlebih lagi, inflasi beras di Mei 2024 kembali mengalami pelemahan menjadi minus 3,59 persen dengan andil terhadap inflasi minus 0,15 persen.
Kondisi ini dipengaruhi ketersediaan stok beras yang memadai disebabkan produksi beras dalam negeri 3 bulan terakhir cukup tinggi.