JAKARTA, DISWAY.ID -- Guna lebih meningkatkan optimisme pelaku industri manufaktur di tanah air.
Pemerintah bersama dengan Kementerian Perindustrian, berupaya untuk mendorong kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), industri yang kompeten dan mampu berdaya saing global.
Hal ini dilakukan setelah angka capaian Purchasing Manager & Index (PMI) Manufaktur Indonesia, dirilis S & P Global pada bulan Mei 2024 masih menunjukkan fase ekspansi.
BACA JUGA:Kemenhub Dukung Penuh Penyediaan Alat Transportasi Rendah Emisi di IKN
BACA JUGA:Dorong Bisnis Pertambangan di Indonesia, Kemendag Berlakukan Relaksasi Ekspor Produk Pertambangan
Fase ekspansiyang berada di level 52,1 atau mengalami perlambatan dibanding April 2024 yang berada di posisi 52,9.
Kondisi ini mencerminkan industri manufaktur nasional masih tetap solid dan sehat meskipun dibayangi ketidakpastian pasar keuangan global.
"Kemenperin menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan kompetitif. Untuk itulah, pembangunan SDM industri terampil menjadi prioritas Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI)," ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (04/06).
Untuk mencetak SDM industri unggul, Kemenperin memiliki sejumlah unit pendidikan vokasi industri, meliputi 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, dan sembilan SMK, yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
BACA JUGA:Kemenhub Rutin Periksa Bus Pariwisata, 71 Persen Penuhi Aspek Administrasi dan Persyaratan Teknis
Unit pendidikan tersebut memiliki daya serap yang tinggi di industri.
Menurut data Kemenperin per Mei 2024 ini, para lulusan SMK milik Kemenperin, sebanyak 93,8 persen sudah terserap di industri.
Sedangkan sisanya melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya dan ada yang berwirausaha. Untuk politeknik dan akademi komunitas, sebesar 86 persen lulusannya sudah bekerja di industri.
"Bagi masyarakat yang ingin mendaftar ke sekolah maupun kampus Kemenperin, bisa melalui program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS)," jelas Masrokhan.