Dia menuturkan, pasokan air bersih tersebut terhenti tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
"Kita nggak dikasih pemberitahuan tiba-tiba mati," ungkapnya.
BACA JUGA:Sebelum Curi Toko Jam Mewah, Tersangka Survei TKP 2 Kali
Kata Emawati, untuk memenuhi kebutuhan air, dia bersama warga lainnya harus rela menunggu bantuan dari PAM Jaya.
"Ya ini kita nungguin tangki begini. Kalau nggak ada bantuan ya bingung mau masak, mau nyuci, bingung," pungkasnya.
Meski selama pasokan air mati mendapat bantuan, namun Emawati mengaku lelah kalau tiap hari harus mengantre.
Selain itu, jatah bantuan yang diberikan juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
"Kalau kayak gini terus kita lelah juga Om," tegasnya.
BACA JUGA:Penipuan Bermodus Penerimaan Akpol di Bekasi, Korban Dimintai Duit Rp500 Juta
BACA JUGA:Mujiyono Ditunjuk Partai Demokrat Sebagai Cawagub Jakarta
Puluhan warga yang didominasi emak-emak pun kata Emawati, sampai saling sikut untuk mendapatkan bantuan air bersih.
"Kadang sampe berantem ibu-ibu gara-gara air seperti kayak begini," tegasnya.
Emawati meminta kepada pihak terkait untuk segera menanggulangi permasalahan matinya pasokan air.
Di sisi lain Emawati bingung kenapa pasokam air selalu mengalami gangguan di wilayahnya.
Padahal selama ini dirinya tidak pernah telat membayar tagihan air.