BACA JUGA:Kasus DBD Melonjak, DPR Singgung Penelitian Nyamuk Wolbachia dan Kebutuhan Vaksin
BACA JUGA:Menkes Budi Sebut Nyamuk Wolbachia Berhasil Turunkan Angka Kematian akibat DBD
"Gencarkan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik (G1R1J) dengan menunjuk petugas PSN di rumah, bisa ibu, bapak, anak, ART," tuturnya.
Gerakan ini diterapkan dengan prinsip 3 x 10 setiap Jumat pagi.
Artinya, setiap pukul 10 pagi, durasi 10 menit efektif, selama minimal 10 minggu.
"Nyamuk DBD aktif pada pagi hari pukul 8-10 dan sore hari pukul 15.17," ungkapnya.
Selain melakukan langkah pencegahan, penanganan DBD harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi komplikasi dan kematian.
Deteksi dini ini dilanjutkan dengan tatalaksana pemberian cairan atau rehidrasi segera agar tidak mengalami syok bahkan meninggal.
BACA JUGA:Entomolog ITB Jamin Nyamuk Wolbachia Aman Untuk Jangka Panjang
BACA JUGA:Apa Itu Nyamuk Wolbachia Bikinan Bill Gates Pembasmi DBD
"Jika demam 1x24 jam atau keluhan tidak membaik di rumah, bawa segera ke puskesmas terdekat, periksa darah, dan rapid test DBD (NS1)," tambahnya.
Untuk diketahui, gejala DBD pada orang dewasa di antaranya, demam tinggi di atas 39 derajat Celcius, demam naik dan turun, nyeri belakang kepala, pegal sendi dan otot, mual, serta muntah.
Sedangkan pada anak-anak, gejala bisa tidak khas, seperti adanya infeksi saluran cerna dan napas, batuk, pilek, diare, sulit buang air besar, bisa juga infeksi campuran dengan tipes.
"Jika sudah terkena DBD 1 kali masih bisa terkena sampai 4 kali karena DBD punya 4 varian saat ini DEN 1, 2, 3, 4," tandasnya.