Ksatria Airlangga

Minggu 07-07-2024,04:20 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

AHLI KANKER ini tidak menyangka ikut diundang Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak. Undangannya mendadak. Dalam setengah jam sudah harus sampai rektorat. Acara makan siang Jumat lalu itu ia tinggalkan. Meski tanpa penjelasan mengapa diundang, ia memastikan: pasti soal pemecatan dekan fakultas kedokteran.

Ia adalah Prof Dr Ario Jatmiko. Sebenarnya sudah beberapa tahun terakhir Prof Mik lebih banyak tinggal di Melbourne, Australia. Tapi setiap kali Melbourne di puncak musim dingin, ia pulang ke Surabaya. Lalu balik Melbourne ketika udara sudah mulai hangat.

Usianya 74 tahun. Setelah lulus Unair Prof Mik memperdalam ilmu kanker di Belanda. Ia membangun rumah sakit onkologi miliknya di Surabaya. Maju sekali.

Rektor Unair tahu Prof Mik lagi di Surabaya. Tahunya bukan dari musim dingin, tapi dari peristiwa demo menentang putusan rektor.

Prof Mik memang ikut demo Kamis lalu. Juga menyampaikan orasi. Itulah demo para dokter untuk menolak pemecatan Prof Dr Budi Santoso dari jabatan dekan. Lebih 100 orang dokter yang ikut demo. Banyak pula yang profesor kelas begawan.

Orasi yang paling keras adalah yang disampaikan Prof Dr Abdul Hafid Bajamal SpBS. Ia ahli bedah saraf. Saya kenal lama beliau: berhasil melakukan operasi saraf pinggang istri saya lebih 15 tahun lalu. Istri tidak lumpuh. Sehat. Sampai sekarang.

Prof Hafid-lah yang dalam orasinya mengajak mogok. Agar para dokter mogok mengajar di fakultas kedokteran Unair.

Tapi ajakan itu sebatas orasi. Pembicara berikutnya, Prof Dr Puruhito mengatakan tidak harus sampai mogok. Kalau para dokter mogok banyak yang dirugikan –padahal tidak ada hubungannya dengan pemecatan. Misalnya mahasiswa kedokteran.

Prof Ito –panggilan akrab ayatullah bedah jantung Indonesia itu juga minta agar demo tidak anarkis. Akan lebih merugikan Unair. Prof Ito, mantan rektor Unair, juga minta jabatan Prof Bus dipulihkan.

Begawan Unair yang juga ikut demo adalah Prof Dr Dikman Angsar SpOG(K). Prof Dikman juga diundang dialog dengan rektor. Hadir. Bahkan jadi orang yang pertama bicara. Sedang Prof Puruhito tidak bisa memenuhi undangan karena ada tugas lain.

"Saya hadir karena undangan tersebut saya artikan rektor sudah mau membuka pintu dialog," ujar Prof Mik.

Saya makan siang dengan Prof Mik kemarin. Di rumah saung saya. Istri lagi masak soto Banjar paling enak. Rombongan pesepeda anak saya juga memilih finis di soto Banjar.

Prof Mik selalu menghargai dialog. "Ciri masyarakat intelektual adalah mengutamakan dialog dalam menyelesaikan perbedaan. Main SK pemecatan adalah ciri main kekuasaan," ujarnya.

Apalagi, katanya, salah satu tujuan Unair adalah melahirkan Ksatria Airlangga. Seperti dalam hymne-nya. "Kini ada Ksatria Airlangga yang dibunuh," ujar Prof Mik.

Prof Budi Santoso pastilah salah satu Ksatria Airlangga yang dimaksud. Kalau tidak, Prof Bus tidak mungkin terpilih sebagai dekan.

Memang Prof Bus –panggilan Prof Budi Santoso– mungkin melampaui kewenangannya. Yakni mengatasnamakan Universitas Airlangga dalam memberikan pendapat menolak dokter asing. Tapi perbedaan pendapat itu mestinya bisa diselesaikan dengan dialog. "Toh tujuannya sama. Demi nama baik Unair," ujar Prof Mik.

Ia melihat dialog Jumat lalu sangat baik. Rektor lebih banyak mendengar. Begitu acara dimulai rektor langsung meminta para guru besar itu bicara. Tanpa ada pidato pengantar dari rektor.

Prof Dikman yang pertama bicara. Lalu semua yang hadir. Tidak ada yang mempersoalkan pokok masalah: dokter asing. Pokok masalah hari itu adalah pemecatan dekan FK Unair. Mereka minta agar Prof Bus dikembalikan ke posisinya.

Rektor juga tidak memancing perdebatan. Tidak mau membuka alasan mengapa memecat Prof Dekan. "Pasti ada alasannya, tapi tidak semua bisa dibuka," begitu kata rektor. Lalu ia mengatakan hasil dialog itu akan dirapatkan di rektorat. Selesai.

Tentu para pendukung Prof Bus menunggu putusan rapat itu. Banyak Ksatria Airlangga yang lagi gundah.( Dahlan Iskan)

Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 6 Juli 2024: Unair Orla

djokoLodang

-o-- ... Rektor ini juga dikenal sebagai Orla --orang Lamongan ... * Saya pun dikenal sebagai Orba --orang Bandung. Sejak 1971 sampai sekarang. --jL-

Mirza Mirwan

Saya terharu mendengar pidato perpisahan Rishi Sunak kemarin sore -- Jumat pagi waktu London. Ia menyampaikan pidatonya di depan pintu utama kediaman resmi dan kantor PM Britania Raya di Downing Street nomer 10, sebelum bertolak ke Istana Buckingham untuk melapor kepada Raja Charles III. "Saya ingin mengatakan, pertama-tama dan terutama, saya minta maaf. Saya telah memberikan segalanya dalam pekerjaan (sebagai perdana menteri) ini. Tetapi kalian sudah mengirimkan sinyal jelas bahwa pemerintahan Britania Raya harus berubah. Dan penilaian kalian adalah satu-satunya yang terpenting. Saya mendengar kemarahan kalian, kekecewaan kalian. Dan saya bertanggunh jawab atas kekalahan ini." Di bagian lain ia memuji lawan politiknya, Keir Starmer yang akan menghuni Downing Street 10. "Sementara lawan politik saya, Sir Keir Starmer, akan segera menjadi perdana menteri kita. Dalam jabatan (PM) ini kesuksesannya akan menjadi kesuksesan kita semua. Dan saya berharap ia dan keluarganya baik-baik saja. Apapun perbedaan pendapat di antara kita dalam masa kampanye, beliau adalah orang yang baik, orang yang berjiwa publik yang saya hormati. Beliau dan keluarganya berhak mendapatkan pengertian terbaik kita saat mereka melakukan transisi menuju kehidupan baru di balik pintu (gedung) ini, dan saat beliau bergumul dengan pekerjaan yang paling menuntut di dunia yang kian tidak stabil." Pidato Sunak cukup pendek. Hanya 5.30-an menit. Jujur, kesatria, tidak mencari kambing hitam.

Warok Ponorogo

Prof Budi seorang ilmuwan, negarawan dan memiliki jangkauan visioner atas kebijakan peraturan. Prof Nasih seorang birokrat dan teknokrat yang dipilih melalui seleksi intern civitas akademik Unair dan ditetapkan pemerintah sebagai rektor melalui Kemenristekdikti. Tinggal sudut pandang mana untuk kepentingan yang lebih besar. Kepentingan profesi dokter di Indonesia atau institusi pendidikan tinggi yg kebetulan Unair, jadi yg terdepan penghasil profesi ini.

Juve Zhang

Baca perusuh yg berobat susah ketemu spesialis...antrian panjang...hanya dilihat sekilas sudah....wkwkwk...ini fenomena Apa??? Bisa karena serba gratis...maka berjubel pasien...mumpung gratisan....wkwkwk...bisa juga memang kurang spesialis...yg jelas anda jangan senang dulu...teman yg ketemu spesialis di vonis jantung bengkak..2 tahun minum obat...diperiksa ulang...jantung nya 100% prima....stop obat jantung anda prima...silakan lari marathon.....wkwkwk..

Juve Zhang

Insinyur Asing sudah lama bekerja di sini...dari zaman saya belum lahir sampai kerja bersama insinyur asing...kesannya banyak yg bagus...brilian...ilmu nya gak kaleng kaleng...yg biasa saja juga banyak...dimana mana sama...dokter pun yg kelas IQ 3 digit ada...yg 2 Digit lebih Ada....jadi ini demo masalah dokter asing boleh kerja di RS dalam negeri...baru dengar...mulai kapan.?...dari Cuba?? Dari negara maju rasanya tak ada yg mau...mereka disana pun kekurangan dokter...ada baiknya di jelaskan pak Bos...keptusan dokter asing itu seperti apa???perusuh tak paham...mungkin menambah spesialis biar tak lama nunggu...pasien keburu mati...

Jimmy Marta

Motto RSJ : "Melayani dengan senyum". Jika senyum dibalas senyum anda boleh pulang...

Juve Zhang

Motto RS Jiwa :" Dalam Dompet Yg Gemuk terdapat Jiwa yg Sehat"..

David Kurniawan

baru kali ini aku baca disway kok ga jangkep ceritane. mmg ide dokter asing dari mana datangnya kalo dari pak mentri ya panteslah disalahkan, kalo dari pak rektor pantaslah BUS tersingkir, atau jangan2 ini idenya pak Luhut. Maka pantaslah ga ada yang berani lawan

Mirza Mirwan

Dalam CHD edisi "Gundah Marah" saya menulis bahwa partisipasi pemilih di putaran pertama pilpres Iran yang hanya 40% bisa meningkat di putaran kedua asalkan dilakukan sosialisasi massif. Dan ternyata benar, di putaran kedua kemarin partisipasi pemilih 47%+. Artinya sekitar 28,68 juta dari 61-an juta pemilih terdaftar memberikan suaranya. Barusan saya tengok portal Tehran Times. Dari 20.611.000 suara yang sudah dihitung, Masoud Pezeshkian meraih 11.120.000 suara (53,9%). Sementara Saeed Jalili meraup 9.067.000 suara (44,1%). Kelihatannya Pezeshkian akan memenangi pilpres Iran dengan perolehsn antara 15-16 juta suara. Kecuali kalau 8 jutaan suara yang belum dihitung itu minimal 6 juta di antaranya memilih Jalili. Dan rasanya itu tidak mungkin.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Liam Then.. Di masjid Istiqlal Jakarta ada gerobak jualan Sate Padang. Karena kangen, saya beli. Enak juga.. Dan murah. "Padang nya dari daerah mana pak..? "Oh saya dari Tegal pak.. "Hah.. Kok jualan Sate Padang.. "Iya. Dulu saya ikut kerja di orang Padang 6 tahun. Setelah tau cara bikinnya, saya coba bikin warung sendiri.. ### Transfer "teknologi"..

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang ibu rumah tangga paruh baya hendak menyumbangkan pakaian lamanya. "Mama sudah mengumpulkan beberapa baju bekas. Tolong Papa antarkan ke lembaga amal," ujarnya. Suami: "Kenapa tidak dibuang saja, Ma? Lebih praktis." Istri: “Pa, di luar sana ada orang miskin dan kelaparan yang membutuhkan pakaian ini.” Suami: “Ma, siapapun yang cocok dengan pakaian Mama, pastilah bukan orang kelaparan.”

Liam Then

Ingat dokter gigi Irawan sahabat Disway di Amerika? Beliau jadi dokter asing di Amerika. Bisa saja. Tenaga ahli asing di Amerika ,bukan hanya dokter, dari dosen pengajar, sampai peneliti bukan main banyaknya. Yang lebih unik lagi jumlah orang asing di USA, 46jt jiwa , 13,9% dari populasi mereka yang 333jt jiwa. Bayangkan dengan yang ada di Indonesia , cuma 350rb jiwa berbanding 275jt jiwa populasi ,sudah bukan main ributnya. Mendadak lupa jumlah pekerja migran RI , resmi dan tak resmi yang jumlahnya jutaan jiwa ,mengais rezeki dinegara lain. Tapi mari kita kesampingkan hal ini. Mari pikirkan keterbukaan Amerika pada tenaga ahli disektor professional, industri dan penelitian. Asal bakat ada, mampu dan bisa, silahkan masuk Amerika. Warna kulit bahkan tak masalah. CEO Google dan IBM dan Microsoft bahkan merupakan keturunan India. Banyaknya tenaga ahli asing di Amerika, apakah berimbas negatif terhadap "orang lokal" disana? Kenyataannya bisa kita lihat sekarang. Tiongkok masa sebelum jaya, banyak mengundang ahli asing untuk masuk kesana,kota-kota mereka bahkan banyak yang didisain oleh orang asing. Pikirkan masa silam ketika Malaysia harus impor guru dari Indonesia, apakah datangnya guru-guru dari Indonesia, mengimbas pada guru lokal disana? Bagaimanakah posisi pandangan moral pada situasi, untuk kesejahteraan dokter lokal, dokter asing dilarang masuk? Padahal kebutuhan dokter itu sudah diakui dan dirasakan oleh masyarakat, terutama terkait pelaksanaan program BPJS.

Liam Then

Ujian kaum lelaki itu berat, otaknya ada dua. Manuk e' kecil tapi otaknya kuat. Saya saja masih berjuang mengendalikan otak manuk saya. Selalu saya sugestikan, bagaimana pun bentuknya, kelar ngebor sama rasanya, capek..... Hihihihihi....

djokoLodang

-o-- LIONTIN KENANGAN Kemarin lusa Tante Korina bertemu sahabat lamanya, Susi, setelah hampir lima tahun tidak bertemu. Melihat Susi memakai liontin baru, Tante Korina berkata: "Nampaknya ada semacam kenang-kenangan di dalam liontin itu.” “Ya, betul ...”, kata Susi, “di dalam liontin ini ada potongan rambut suamiku. Agar aku bisa mengenang betapa tampan suamiku dulu.” “Oh, jadi pak Narto sudah meninggal?” “Bukan begitu. Mas Narto masih sehat walafiat. Hanya saja, rambutnya terus rontok, hingga kepalanya jadi botak sejak setahun yang lalu. ...” --jL-

yea aina

Kekurangan dokter spesialis di sini, berdampak kesehatan rakyat kurang terjamin. Dibiarkan terus menerus bisa berakibat buruk. Sama halnya kekurangan birokrat jujur, gak hobi ngebor. Dibiarkan terus menerus, rakyatnya jauh dari makmur apalagi sejahtera. Kalau solusi tercepat datangkan dokter spesialis asing, kenapa tidak sekalian datangkan ekspatriat birokrasi yang mumpuni dan tanpa ngebor-mengebor.

Kategori :

Terkait

Senin 16-12-2024,04:34 WIB

Manajer Istri

Rabu 06-11-2024,04:26 WIB

Anwar Berkeley

Selasa 05-11-2024,04:03 WIB

Ari Dian