Dua Ksatria

Rabu 10-07-2024,04:00 WIB
Oleh: Dahlan Iskan

INI bukan film Hollywood tapi ending-nya happy. Momentumnya salat asar. Lokasinya di masjid rektorat Unair yang arsitekturnya modern dan cantik.

Undangannya salat asar berjamaah. Kemarin sore. Tapi semua undangan tahu: agenda setelah salat asarlah yang ditunggu.

Salat asarnya tepat waktu: 14.55. Tidak sampai 15 menit. Ada juga yang tidak ikut salat. Sebagian karena Kristen --seperti koordinator lapangan demo pro-dekan, Dr dr Yan Efrata Sembiring.

Sebagian lagi wanita yang berhalangan salat. Mereka menunggu yang salat sambil duduk-duduk di tangga masjid yang atraktif itu.

Begitu salat selesai, jamaah keluar masjid. Mereka menuruni tangga. Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih berhenti di tangga itu.

Sesaat kemudian Dekan FK Unair Prof Dr Budi Santoso yang dipecat juga menuruni tangga. Dua guru besar ini saling mendekat. Salaman. Berpelukan. Lama. Sekitar 70 orang yang melihatnya terlihat terharu.

Dua tokoh yang lagi bersengketa telah menyelesaikan masalah mereka. Dua-duanya tampil sangat bijaksana di tangga masjid itu.

Prof Budi Santoso-lah yang pertama berbicara. Kata pertama yang diucapkan adalah permintaan maaf.

Mengapa? Tidak seharusnya ia mengatasnamakan Unair saat bicara soal dokter asing. "Itu pendapat saya pribadi," ujarnya.

Hanya sekitar dua menit Prof Bus bicara. Intinya minta maaf itu.

Setelah itu ganti Prof Nasih yang bicara. Juga pendek. "Jelaslah sekarang bahwa pendapat tersebut adalah pendapat pribadi beliau. Jadi urusan pun selesai".

Untuk itu jabatan dekan FK dikembalikan ke Prof Bus.

"Persahabatan saya dengan Prof Bus yang kental dan lama tidak akan berubah. Semua ini demi masa depan Unair," ujar rektor.

Selesai.

Wartawan bertanya soal mengapa rektor memecat Prof Bus. ”Itu sudah masa lalu. Kita melihat ke depan," jawab rektor.

Acara sore kemarin hanya itu. Singkat.

"Kami semua happy melihat peristiwa ini. Kami melihat dua tokoh yang sama-sama bijaksana," ujar Prof Dr Ario Djatmiko yang juga diundang salat asar. Ia guru besar senior di Unair. Ahli kanker.

"Saya pun tidak terpancing pertanyaan wartawan. Saya ingin menjaga kondisi yang bagus ini tidak rusak," katanya.

Sehari sebelumnya memang sempat panas. Yakni ketika dekan yang dipecat datang ke rektorat. Hari itu Prof Bus didampingi banyak sekali pengacara. Termasuk dari Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA).

Prof Mik sempat pesimistis urusan ini bisa selesai dengan baik. Hari itu Prof Bus menyatakan keberatan dipecat. Ia minta klarifikasi.

Isi surat yang diserahkan sebenarnya baik-baik saja: minta klarifikasi. Tapi banyaknya pengacara yang mendampingi menimbulkan perkiraan pemecatan ini akan berlanjut ke pengadilan. "Kalau sampai itu terjadi nama Unair akan hancur," ujar Prof Mik.

Banyak yang bersyukur masalah pemecatan ini berakhir sangat baik. Bahkan pelukan itu beberapa kali. Sejak masih di dalam masjid ternyata sudah bersalaman dan berpelukan. Yakni setelah salat asar. Sempat ada yang bertepuk tangan saat melihat adegan itu di dalam masjid.

Unair ternyata punya dua Ksatria Airlangga yang bijaksana.( Dahlan Iskan)

Komentar  Dahlan Iskan di  Disway Edisi 9 Juli 2024: Rico Pasaribu

Mirza Mirwan

Saya berharap, benar-benar sepenuh harapan, semoga pengusutan kasus tewasnya Bung Rico Sempurna Pasaribu beserta 3 anggota keluarganya benar-benar tuntas tas hingga ke dalangnya. Jangan sampai seperti pengusutan kasus tewasnya Fuad Muhammad Syafruddin 28 tahun nan silam yang sampai sekarang masih menggantung. F.M.Syafruddin (Udin), wartawan Harian Bernas, tewas pada 16 Agustus 1996 pukul 16.30 setelah tiga malam sebelumnya, 13 Agustus pukul 23.30, dihajar entah siapa. Khalayak umum dengan mudah tahu bahwa pelaku adalah orang suruhan bupati Bantul petahana yang kolonel TNI, dan maju lagi dalam pilbup (lewat DPRD). Sebab, sebelum meninggal Udin sering menulis tentang kinerja bupati tersebut yang buruk dan kotor. Lucunya, polisi menangkap kambing hitam, Dwi Sumaji, seorang sopir di perusahaan iklan yang tak tahu "kenthang-kimpul"nya perkara. Untunglah, hakim membebaskan Dwi Sumaji -- tapi terlanjur ditahan beberapa bulan dan mengalami penyiksaan. Yang juga lucu, Kanit Reserse Polres Bantul, Serma Edy Wuryanto, yang merekayasa kasus itu buru-buru dimutasi ke mabes Polri. Dan mabes Polri menghalangi upaya untuk mengusutnya. Padahal Edy Wuryanto ini menghilangkan barang bukti berupa sampel darah dan buku catatan Udin. Akan halnya bupati yang kolonel itu, pada 1999 memang dipenjara, tapi hanya beberapa bulan. Itu pun bukan terkait tewasnya Udin, melainkan terkait suap Rp1miliar ke Yayasan Dharmais agar ia terpilih kembali sebagai bupati.

Muh Nursalim

Judi itu bahasa arabnya maisir. Kata ini berasal dari yasara-yaisiru yang artinya mudah. Jadi, berjudi itu ingin mudah kaya. Itulah watak manusia pada umumnya. Ingin mudah kaya dengan cara berjudi. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, mudah bangkrut, mudah emosi, mudah bercerai dengan pasangannya bahkan juga mudah bermusuhan dengan sesama penjudi juag musuhan dengan orang yang memberantas perjudian. Sopir angkot dan satunya lagi itu tidak ada hubungan dengan Rico. Tetapi akhirnya ia menjadi musuhan yang luar biasa sampai tega membunuh seisi rumah Rico. Kejamnya melebihi polwan yang membakar suaminya. Kalo si polwan kan memang secara langsung dirugikan oleh suaminya yang ketagihan judi online. Hla, dua orang tersebut dirugikan apa oleh Rico sampai tega membunuh satu keluarga ?.

djokoLodang

-o-- Suami istri dari Jawa sedang berlibur ke Bandung. Tiba di Bandung malam hari, mereka langsung tidur lelap di hotel. Esok paginya, sewa mobil terus jalan-jalan. Di suatu persimpangan, sekilas mereka melihat papan nama bertuliskan: Jalan Ciumbuleuit. Sebelum melihat dengan jelas nama jalan itu, mobil mereka sudah keburu melewatinya. "Nama jalan ini lucu, ya.... Tadi tertulis di sana..." Mereka mulai berdebat tentang nama jalan yang sedang mereka lewati. “Cium-bu-lu-it,” kata sang suami. “Itu salah,” kata sang istri, “Tadi saya baca Cumbu-le-it.” “Bukan,” kata suami, "... Cium-bu-lu-it... barangkali artinya cium ibu ...Terus luit, ... apa ya, artinya...." “Bukan Cium-bu”, kata istri, "Cumbu-leit. .. dari asal kata cumbu ...dan ... le-it, ... bukan lu-it..." Perdebatan terus berlanjut hingga mereka melihat sebuah kafe dan memutuskan untuk mampir. Setelah parkir di tempat yang nyaman, mereka menuju konter depan untuk memesan makanan. Suami merasa bahwa ini lah kesempatan bagus untuk membuktikan mana yang benar dan menyelesaikan perdebatan mereka. "Permisi," katanya kepada penjaga konter, “Saya dan istri baru pertma kali ke Bandung, dan tidak tahu bagaimana mengucapkan nama tempat ini dengan benar. Bisa kah Anda memberi tahu kami, dan mengatakannya perlahan-lahan?” “Tentu,” kata petugas konter. “Buuurrr-gerrrr Kiiinnnnggg.” --jL-

djokoLodang

-o-- IJIN MANCING Empat orang sahabat sedang pergi memancing bersama akhir pekan lalu. Setelah selesai memasang semua peralatan yang diperlukan, mereka duduk santai. Sekitar satu jam kemudian, mereka mulai berbagi cerita tentang apa yang telah mereka lakukan agar istri mengijinkan mereka pergi akhir pekan itu. Sahabat pertama berkata, "Saya berjanji kepada istri saya akan mengecat ulang kamar tidur kami akhir pekan depan." Teman kedua menjawab, "Itu belum apa-apa! Saya berjanji akan membuatkan taman baru di halaman belakang." Sobat ketiga menimpali, "Kalian berdua bisa melakukannya dengan mudah! Saya berjanji akan merenovasi dapur sesuai keinginan istri. Lebih susah, kan?" Sohib keempat tetap diam, jadi teman-temannya bertanya kpadanya, "Hei, apa yang kamu lakukan agar bisa keluar rumah hari ini?" Dia tersenyum simpul dan berkata, "Sederhana saja. Kemarin aku bawa dia ke mal. Aku belikan semua yang diinginkannya. Terus makan-makan di restoran. Nonton bioskop pertunjukan terakhir. Dia sangat senang, walau agak kelelahan. Pulang ke rumah sudah menjelang tengah malam, begitu masuk kamar, dia langsung tertidur." "Saya menyetel alarm pukul 04.00, dan ketika alarm berbunyi, saya mematikannya, menyenggol istri, dan bertanya: 'Sekarang, apa yang harus kulakukan? Pergi mancing, atau kita bercinta?' Masih mengantuk, dia menjawab, 'Pergi mancing sana!! Jangan lupa pakai pelindung matahari!' ... dan tertidur lagi...." --jL-

Rihlatul Ulfa

Ada adik kelas saya SD di Tiku diterima kuliah di ITB. Ortunya tidak mampu. Wali Nagari (Kepala Desa) turun tangan. Fund raising untuk anak itu. Terakhir infonya, dia lagi pascasarjana di Texas #Abah Arfi

Rihlatul Ulfa

Hakim Eman Sulaeman yang membebaskan Pegi Setiawan, hanya memiliki harta 294 juta dan 1 motor Scoopy. Dari NIP nya beliau dilantik di tahun 2000. Udah jadi hakim selama 24 tahun. 294 juta/24 tahun = sekitar 12 juta/ tahun Harta yang didapat minus pengeluaran: Sekitar 1 juta perbulan dari awal karir sampai sekarang. Relate dengan kita semua Pak. #Ardianto Satriawan

Tivibox

Dulu, kucing ditakdirkan untuk menangkap tikus. Sekarang, kucing tidak bisa menangkap tikus karena terbiasa diberi makan enak dari pet shop. Apalagi si tikus juga menawari si kucing makanan pet shop yang dicurinya dari rumah sebelah. Akhirnya mereka bersahabat dan saling berbagi. Untuk membasmi tikus yang semakin meresahkan itu perlu didatangkan bulldog dari luar rumah. Pasti tidak akan ada penolakan, seperti rencana mendatangkan dokter asing itu. He he nggak nyambung ya..

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Albert dikenal di kota kecil itu sebagai orang yang suka main judi. Suatu hari, ia bertemu temannya, Alex. Alex cerita bahwa ia baru saja main judi slot di ibu kota. Saat berangkat ke kota, ia naik Nissan seharga Rp 500 juta. Pulangnya naik Mercy seharga Rp 1,5 miliar. "Wah, menarik ini. Kalau menang, aku bisa mengganti Innova-ku dengan Mercy," pikir Albert. Tak menunggu lama, Albert berangkat ke ibu kota. Langsung menuju ke tempat main judi slot yang diceritakan Alex. Keesokan harinya, tetangga menanyai istri Albert. "Aku dengar suamimu kemarin ke ibu kota mengadu peruntungan. Apa dia menang?" Istri Albert cerita, "Saat pergi, ia naik Innova seharga Rp 400 juta. Tadi malam, ia pulang naik Mercy seharga Rp 1,5 miliar." "Wah, suamimu menang besar, dong," puji tetangga. "Ia memang pulang naik Mercy, tapi bersama banyak orang, itu bus umum," kata istri Albert dengan muka masam.

Mirza Mirwan

Menjadi wartawan di negara aman saja nyawa bisa melayang, apa lagi di negara yang sedang menjadi ajang perang. Portal Anadolu Agency Sabtu 6/7 yang lalu memberitakan bahwa sejak meletus Perang Israel-Hamas sudah 158 orang wartawan yang tewas di Gaza. Nun seabad nan silam pasukan SS -- Schutzstaffel -- terkenal bengisnya. Pasukan elit Nazi-nya Adolf Hitler itu "berhasil" membasmi populasi Yahudi di Jerman, Czekoslovakia, Polandia dan wilayah pendudukan lainnya. Tetapi zaman itu belum ada PBB, belum ada ICJ, ICC, dan segala macam aturan bernegara yang diratifikasi anggota PBB. Berbeda ceritanya dengan IDF. Rambu-rambu perang yang sebenarnya sudah diratifikasi Israel tak digubrisnya. Rumah sakit, tempat ibadah, sekolah, dan fasilitas umum mereka hancurkan. Petugas medis dan wartawan mereka bantai, alih-alih rakyat sipil, bahkan wanita dan kanak-kanak. Sudah 9 bulan perang berlangsung. Sudah 80% bangunan fisik di Gaza hancur. Dan IDF (baca: Benyamin Netanyahu dan Yoav Gallant) masih terus-menerus melampiaskan angkara murkanya. Entah sampai kapan. Sampai saat saya menulis ini korban sipil yang tewas di Gaza sudah 38.193 jiwa, sementara yang terluka 87.903 orang. Sebanyak 17.000-an anak menjadi yatim/piatu -- kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya. Di tempat lain, di Tepi Barat, intensitas serangan IDF juga meningkat. Korban tewas juga sudah ribuan. Kapan hari itu Bezalel Smotrich bilang Israel akan membuka 5 pemukiman baru di Tepi Barat dan ..

Johannes Kitono

Bali Pecatu. Berkat kekuatan suara Mario cs di KKJ ( Komite Keselamatan Jurnalis) kasus Jurnalis Rico Pasaribu mulai terungkap. Rico adalah korban pembunuhan karena berita yang ditayangkan Tribrata TV. Ada tayangan vdo tentang kekuatan suara. Seorang prof masuk ke ruang kuliah Hukum. Mahasiswa tertib dan dengan wibawa Prof melihat ruang kuliah. Tiba-tiba menunjuk ke mahasiswi jaket Biru di baris kedua, tanya namanya. " Nama saya Alexis ", jawabnya. Dan kaget ketika diminta keluar kelas. Dengan bingung Alexis keluar diikuti mata temannya yang ill feel terhadap prof. " Kenapa ada Hukum ",tanya Prof. Jawabannya beragam : Tatanan sosial , protek aset sendiri. Ketika ada jawaban Demi Keadilan. Langsung dipotong Prof. Kenapa tadi saya usir Alexis keluar tidak ada yang protes ? Tentu karena pikir bahwa itu bukan urusan saya. Tidak perlu ikut campur. Kalau ketidak adilan terjadi didepan mata dan tidak dibela. Suatu hari kita juga akan mengalami hal serupa. Perlu ada suara yang berani membela kebenaran dan keadilan. Hal ini juga sedang berlangsung di Jimbaran Pecatu Bali. Perusahaan keluarga Cendana yang pernah di ICU BPPN. Sedang okupasi jalan Balangan Biru 1. Jalan yang belum beraspal dipagar dengan tembok 3 meter. Sangat mengganggu akses keluar masuk petani Bali. Petani memilih diam karena takut sama tukang pagar asal NTT. Sangat disayangkan, belum ada respon dari Pemda dan BPN Bali. Dan I Nyoman Parta, anggota DPR dapil Bali.Janji akan bantu telusuri kasus ini. Astung kala !

Yellow Bean

Mengingat Rico dan pemberitaan seputar judi. Marak terjadi diantara orang kecil yang berpenghasilan kecil. Alasan hiburan atau obat suntuk. Tidakkah terpikirkan. Bahkan ada yang rela membakar berbungkus rokok untuk obat suntuk juga. Budaya yang aneh bin ajaib. Membakar uang untuk obat suntuk. Bahkan yang memberitakan di anggap merugikan dan di bakar hidup². Dunia memang kejam. Menyinggung kesenangan orang nyawa menjadi taruhannya. Semakin pendek akal karena pemasukan bandar berkurang. Bisa di telusuri lagi. Mungkinkah di situ juga banyak beredar miras. Sehingga mudah sekali emosi.

Kategori :