Rico Pasaribu

Rico Pasaribu

Kapolda Sumut menggelar konferensi pers terkait pembakaran rumah jurnalis di Kabanjahe, Rico Sempurna Pasaribu.--

Dibakar. Rumah wartawan Rico Sempurna Pasaribu dibakar. Bukan terbakar.

Pelaku pembakarannya sudah ditangkap: dua orang. Yang satu, seorang sopir angkot. Tinggalnya dekat terminal Kabanjahe, Karo, Sumut. Rumah itu sekitar lima kilometer dari rumah yang dibakar.

Satunya lagi, orang Medan tapi tinggal di Kabanjahe. Pekerjaannya kuli serabutan. Rumah kosnya yang di Kabanjahe juga sekitar lima kilometer dari rumah yang dibakar.

Kapolda Sumut Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi kemarin ke Kabanjahe. Ia sendiri yang mengumumkan kepada wartawan di Karo: bahwa rumah Rico dibakar, bukan terbakar.

Komjen Pol Agung baru saja naik pangkat bintang 3 pada 1 Juli lalu. Ia sebenarnya sudah digantikan oleh Kapolda yang baru Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto namun belum dilakukan serahterima jabatan. 

Marko Sembiring Keloko, sahabat Disway di Kabanjahe, hadir di konferensi pers Kapolda Komjen Pol Agung itu. Marko wartawan Pos Metro Medan di Karo.

Marko dan para wartawan di Karo masih penasaran: kapolda masih belum mengatakan apa motif pembakaran rumah wartawan miskin tersebut.

"Masih terus didalami. Pada saatnya akan dijelaskan," ujar kapolda. "Satu orang lagi kini masih dalam pemeriksaan," tambah kapolda seperti dilaporkan Marko.

Marko menduga satu orang yang masih dalam pemeriksaan itu adalah bos yang membayar juru bakar. Atau suruhan orang yang membayar. Bisa juga perantara dari perantaranya perantara orang yang membayar.

Rumah Rico yang kecil, hanya 3 x 4 meter, terbuat dari papan, memudahkan pembakarannya.

Dua orang itu ke rumah Rico pukul 03.00. Udara Kebanjahe selalu dingin. Bisa 21 derajat menjelang subuh. Apalagi di bulan Juli.

Rico tidur nyenyak. Ia baru diantar pulang pukul 00.00. Berarti baru tiga jam tertidur.

Istri Rico juga lelap. Pun anak kedua mereka. Istri Rico malam itu lagi tidur bersama satu-satunya cucu yang masih kecil. Ini cucu dari anak pertama yang tinggal di kampung lain. Empat orang itu terbakar bersama. Tewas. Hangus.

Pembakaran itu sudah diatur agar tidak ada penghuni rumah yang selamat. Caranya: pertalite disiramkan di sekeliling rumah. Toh ukurannya hanya 3 x 4 meter. Bahkan, menurut Marko, hanya 2,5 x 4 meter. Api pun berkobar di segala arah. Setidaknya seisi rumah sulit bernapas dulu.

Meski polisi masih perlu waktu menggali motif pembakaran itu para wartawan di Karo sudah memastikan: terkait dengan berita yang ditulis Rico habis-habisan soal judi, narkoba, dan para backing-nya.

Rico tidak ada urusan dengan sopir angkot dan kuli serabutan.

Wartawan di Karo pun salut pada kegigihan polisi yang berhasil mengungkap bahwa rumah Rico sengaja dibakar.

Wartawan di Karo akan berkumpul lagi Kamis lusa. Mereka akan memberikan apresiasi kepada Polres Tanah Karo, sambil menuntut agar motifnya segera diungkapkan. Mereka ingin tahu siapa dalang pembakaran rumah wartawan itu.

Para wartawan Karo merasa tidak sia-sia terus berjuang di belakang Rico.

Kamis lalu mereka menggelar "Malam 1000 Lilin". Lokasinya di dekat rumah yang dibakar. Acara dimulai pukul 20.00 dan baru berakhir pukul 23.00. Yang hadir hampir seribu orang karena masyarakat juga ikut serta.

"Apakah sejak Rico tewas pemberitaan tentang judi tidak gencar lagi?" tanya saya pada Marko.

"Tidak ada lagi berita judi. Judinya sendiri sudah tidak ada. Sudah diberantas habis," jawab Marko. "Judi sebagai obat pun sudah tidak ada," tambahnya.

Judi sebagai obat? Rupanya banyak juga orang melakukan judi sebagai obat di sana. Obat suntuk.

Wartawan hebat tidak harus lahir dari media yang hebat. Contohnya Rico, wartawan TribrataTV.com. Dengar nama Tribrata kesannya seperti medianya kepolisian. Tapi bukan. Itu murni swasta. Nama Rico kini jauh lebih besar dari medianya.(Dahlan Iskan)

Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 8 Juli 2024: BACA JUGA:Kaya Sebenarnya

djokoLodang

-o-- "Muliakan Orang Tuamu Sebelum Terlambat" Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga tidak memberatkan kehidupan anak-anaknya. Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun. Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui. Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya. Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah” Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah. Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal. --jL-

djokoLodang

-o-- Seorang pengusaha sukses, pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan, ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, menjawab singkat: “Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”. Dia pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja. Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya. Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, "Jangan perlakukan orang tua seperti Pembantu”. Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja. Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu. Walau suami dan istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya. ... --jL-

djokoLodang

-o-- Sekelompok turis lanjut usia dari Amerika sedang menikmati tour wisata ke Negeri Belanda. Saat mereka mengunjungi pertanian dan peternakan di pedalaman, seorang pemandu muda membawa mereka menyaksikan proses pembuatan keju. Pemandu itu menjelaskan bahwa bahan bakunya adalah susu kambing. Sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat lain, pemandu menunjuk sebuah lereng bukit agak jauh dari situ. Lereng itu terlihat sejuk dan terawat rapi. Dari kejauhan terlihat banyak kambing sedang merumput. Kambing-kambing itu, jelasnya, adalah kambing-kambing tua yang dibuang ke sana karena sudah tidak menghasilkan susu lagi. Dia kemudian bertanya, “Apa yang Anda lakukan di Amerika dengan kambing-kambing tua Anda?” Seorang nyonya lansia dengan sigap menjawab, “Mereka mengirim kami berwisata ke sini.” --jL-

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

KH MAIMOEN ZUBAIR; UMUR 42 ITU PENENTU KAYA.. Maksudnya, dalam ceramahnya, Mbah Moen menerangkan rahasia umur setiap kelipatan 7 tahun. Dan patokan angka 7 itu bisa kita pakai untuk "check point" dan "evaluasi" hidup kita, sehingga kita bisa kendalikan "road map" hidup kita: Mau dibawa ke mana, 7 tahun ke depan.. Karena kelipatan 7, maka check point kita ada di umur 7, 14, 28, 35, 42, 56, 63, 70, dan seterusnya. 1). Kita lahir, belum bisa apa-apa. 2). Umur 7 sampai 14, kita Sekolah Dasar. 3). Umur 14 sampai 21, kita masuk Sekolah Menengah. 4). Umur 21 sampai 28, kita Sekolah Tinggi, termasuk, mungkin menikah. 5). Umur 28 sampai 35, awal mulai kerja dan membina karier. 6). Umur 35 sampai 42, kita mulai jenjang manager muda, madya dan senior. 7). Umur 42 sampai 49. Di umur 42, biasanya, kalau kaya ya terlihat kaya. Dengan catatan, itu di luar kekayaan warisan ya.. Dan kalau memang miskin ya terlihat miskin. Di sinilah kita akan ditentukan, dari Kolonel, bisa naik ke Jenderal atau tidak. Kolonel kehidupan. Jenderal kehidupan. 8). Umur 49 hingga 56 tahun, adalah umur mapan. Atau sebaliknya. Tapi sudah tidak banyak yang dilakukan. 9). Umur 56 sampai 63. Apabila ada yang sudah berumur 63 tahun, namun masih hidup. Maka orang tersebut panjang umur. 10). Umur 63 sampai 70. Memang sudah tua. Jatahnya, Anda panjang umur. Bahagia tidaknya di umur itu bisa dilihat dari kondisi saat umur 42. @Disadur dari: Jejak Para Wali..

Mirza Mirwan

CHD hari ini mengingatkan saya kisah Iptu Rochmat Tri Marwoto yang wafat pada 8 Februari 2023. Sejak masih menjadi bintara, 2007, ia suka mengangkat anak yatim-piatu dan anak-anak dari keluarga miskin sebagai anak asuhnya. Berkat kepeduliannya terhadap anak-anak yang kurang beruntung itu ia mendapat hadiah: mengikuti Sekolah Inspektur Polisi. Orang sering nyinyir terhadap polisi. Padahal dari sekian banyak polisi ysng brengsek, masih jauh lebih banyak polisi yang baik. Bakan bekerja melebihi panggilan tugasnya. Dan Iptu Rochmat adalah salah satu contoh. Manteman yang suka nonton "Kick Andy" pasti ingat bahwa Iptu Rochmat adalah salah seorang penerima Kick Andy Heroes Award. Beliau juga pernah diundang ke acara "Hitam Putih". Sampai meninggal di usia 45 tahun, Iptu Rochmat telah menjadi ayah angkat 79 anak yatim piatu dan tidak mampu -- menurut salah satu anak asuhnya yang kini menjadi anggota Brimob malah 92 anak. Ada yang diasuh sejak balita, ada pula yang sejak SMA. Banyak anak asuhnya yang sudah menjadi polisi, guru, ASN, pegawai bank, dan lainnya. Untuk membeayai anak asuhnya, Iptu Rochmat bukan mengutip pungli. Beliau punya kebun buah, toko buah, dan toko kelontong. Benar-benar dari rezeki yang halal. Kebetulan sang isteri, Helmiah, sangat mendukung keputusan suaminya untuk menjadi orangtua asuh. Helmiah tak membedakan perlakuan terhadap anak asuhnya dengan anak kandungnya sendiri. Surgalah di tangan Anda, Inspektur. Aamiiin.

Mbah Mars

Tulisan Abah kali ini menyisakan satu pertanyaan besar: dari mana Mas Arif mendapatkan biaya kegiatan filantropinya ? Dari keuntungan percetakannya ? Agaknya tidak. Lha wong percetakannya tetap kecil dan kurang terurus. Saya dan beberapa teman di Jogja juga punya kegiatan yg sama dengan Mas Arif. Bedanya hanya skala kecil. Hanya ada 60 anak yg kami asramakan. Berawal dari terjadinya gempa Jogja 2006. Banyak anak-anak kehilangan orang tua. Kami berinisiatif menjamin keberlangsungan pendidikan mereka. Semampu kami berusaha membantu biaya pendidikan mereka. Dari situ muncul gagasan mengasramakan anak-anak yg kurang beruntung. Mereka berasal dari keluarga tidak mampu, yatim dan piatu. Kami tidak memakai baju panti asuhan, tetapi pondok pesantren. Dengan nama pesantren harga diri anak tetap terjaga. Pesantren Darul Fatihah. Seluruh santri ditanggung biaya makan dan pendidikannya. Dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Dari mana sumber pendanaannya ? Persentase besar masih berasal dari para donatur. Person maupun institusi. Memang pondok juga punya sawah dan kebun produktif hasil usaha lewat program wakaf produktif. Namun dari sumber ini persentasenya masih kecil. Yang penting sekali diingatkan, siapapun yg bergerak dalam aktifitas filantropi seperti Mas Arif, adalah punya peluang memperkaya diri. Pengelola program filantropi boleh dan halal mendapatkan rejeki dari situ. Namun ia tidak boleh mengambil lebih dari haknya sebagai pengelola.

Mirza Mirwan

Putaran kedua pileg Perancis kemarin, 7/7, ternyata hasilnya meleset dari prediksi saya. Seminggu ysng lalu saya memprediksi Jordan Bardella dari Ressemblement Nationale yang akan jadi PM, karena di putaran pertama sudah meraih 37 dari 577 kursi DPR (Assemblée Nationale). E...lhadalah, ternyata partai kanan-jauh pimpinan Marine Le Pen itu malah melorot ke urutan ketiga, di bawah koalisi Ensemble (kubu Macron yang terdiri dari 8 partai). Sedang aliansi Front Populer Barù (Nouveau Front Populaire/NFP) dari sayap kiri menjadi pemuncak perolehan kursi. Memang baru perkiraan, belum resmi. Dari estimasi IPSOS -- lembaga survey yang sohor itu -- NFP meraih kursi antara 172-187 dari 577 kursi DPR, Ensemble / La Republique en Marche meraih antara 152-163, sedang Ressemblement dan UXD meraih 134-152. Kalau benar prediksi IPSOS itu berarti kursi PM jatuh pada NFP, tepatnya pada partai La France Insoumise (LFI) pimpinan Jean-Luc Mélenchon. Artinya Jean-Luc Mélenchon yang sudah dua kali menjadi capres (2017 dan 2022) itu yang akan diangkat Presiden Macron sebagai PM menggantikan Gabriel Attal.

ALI FAUZI

Terkait permintaan penggelembungan tarif di kuitansi pembayaran, saya pernah alami. Belasan tahun lalu. Seorang PNS dari satu kantor instansi pemerintah di Kota Jambi datang ke kantor koran saya. Mau pasang iklan program kantornya. Biayanya: Rp 15 juta. Tapi si PNS minta saya buatkan kuitansi pembayaran Rp 45 juta. Saya tolak. Dia "menawar" ditulis saja Rp 30 juta. Saya tetap emoh. Dia bilang: "Saya ini kan cuma dirusuh bos." Karena tetap saya tolak, dia tingglkan kantor. Juga mengancam tak akan pasang iklan lagi di koran saya selamanya. Dalam hati, saya sebenarnya agak "ngeper" dengan ancaman itu. Karena bisa kehilangan omset iklan. Lantas saya "say hallo' dengan kepala kantor yang membawahi si PNS tadi. Ternyata si pimpinan kantor itu tak merasa minta kuitansi pembayaran digelembungkan. Dua jam kemudian, si PNS tadi datang lagi ke kantor. Dan pasang iklan dengan tarif Rp 15 juta. Tapi si PNS itu datang dengan wajah terus ditekuk. Selanjutnya kantor itu tetap pasang iklan di koran saya.

Juve Zhang

Pak Bos setuju nampaknya Kita Perusuh disway memajukan Bang Udin S dan pak Liam T...maju jadi ketua KPK....usia mereka masih muda...masih energik...ayo Gerakan Moral cums Gacoran diwujudkan gerakana Nyata berantas pengeboran sampai tuntas....masa ketua KPK gaji gede masih Dagang Hukum...tawar menawar sama Terdakwa LYS...terus Ketua KPU gaji gede masih Jual beli "Sarang Burung" ....para Ketua ini Miskin Hatinya ....sudah Gak sehat...sudah bobrok...mentalnya...Semoga Pak Bos berkenan Ikut sumbang sih bagi Kemajuan Bangsa dalam Pemberantasan Korupsi dengan Mendukung Bang Udin S dan pak Liam...mendaftar ke KPK...jutaan Rakyat sudah Bosan ...kisah ketua ketua ini mirip kisah Film Warkop Dulu hanya "Sekwilda" yg ditonjolkan sekitar wilayah dada...jutaan rakyat Ingin Ketua yg Iman nya Kuat...ayo kita dukung wakil kita Bang Udin S dan pak Liam.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

INI KEJADIAN TAHUN 70AN.. Saat itu saya sudah karyawan BUMN, berusia 20an. Dan sama sekali bukan pengusaha.. Suatu saat ada PNS di kota saya, di Ambon, yang tanya harga HT. Saat itu saya belum kenal internet. Jadi saya tanya per tilpun, ke teman saya yang tinggal di Jakarta. Saat harga tersebut saya sampaikan ke mas PNS, belio langsung menawari, bagaimana kalau belio minta tolong belikan. Tapi saya harus "pura-pura" jadi pengusaha. Dan di kuitansi, harganya harus dikalikan 4. Semua uang yang 4 kali harga riil tetap akan ditransfer ke saya seluruhnya, katanya. Dengan catatan, "nanti mas Agus harus ngasih beberapa orang, sekedarnya." Saya langsung jawab, "saya tidak punya PT, CV dan sejenjsnya." Tapi katanya, semua akan diurusnya. Karena ini teman baik, ya udah, saya iyakan. Maka segera saya tilpun teman yang di Jakarta. Dia juga antusias. Saya aja yang bingung. Beberapa hari kemudian, mas PNS memberi tau, berapa orang teman PNS di kantornya yang harus diberi "cepretan". Selang sehari, memberi tau lagi, teman PNS di Pusat, yang juga harus dikasih, supaya mulus senuanya. Selang seminggu, tilpun lagi. Katanya juga ada sekian orang di Kantor Perbendaharaan Negara, yang juga harus dikasih. Saya coba itung ulang, antara harga beli, harga jual, dan "suap" yang harus "disiapkan". Nilainya aebenarnya masih lumayan. Tapi saya terlanjur tidak percaya. Jadi langsung, semuanya saya batalkan... Hasilnya, mas PNS, tidak mau bicara lagi, sampai saya pindah dari Ambon.

djokoLodang

PENSIUN DINI Menyadari bahwa jumlah perwira aktif sudah terlalu banyak, Angkatan Laut menawarkan pesangon bagi perwira yang bersedia pensiun dini. Besarnya pesangon dihitung berdasarkan jarak dua titik di tubuh perwira yang mengajukan pensiun. Total pesangon senilai 10 keping emas per cm. Perwira yang mengajukan pensiun boleh memilih dua titik mana pun di tubuhnya. Perwira pertama meminta agar diukur dari ujung kepala hingga ujung jari kaki. Dia diukur setinggi 180 cm dan mendapatkan pesangon senilai 1800 keping emas. Perwira kedua lebih pintar. Dia merentangkan lengannya ke atas sambil jinjit dan meminta diukur dari ujung jari tangan hingga ujung jari kaki. Dia mendapatkan pesangon senilai 2600 kepin emas. Perwira ketiga adalah Kapten berwajah sangar dan berkulit kasar berwarna tembaga. Ketika ditanya di mana dia ingin diukur, dia menjawab tegas, "Dari ujung p*nis saya hingga t*stis saya." Petugas pemeriksa sangat heran. "Benar kah itu permintaan Anda?" "Benar, tidak salah. Asalkan, yang mengukur nanti benar-benar seorang dokter medis." Dokter medis pun tiba, lengkap dengan peralatannya. Dia masuk ke ruang pemeriksaan, dan langsung berkata."OK, kapten. Buka semua pakaianmu!" "Silakan berbaring di situ. Relaks saja...." Dokter meletakkan pita pengukur di ujung p*nis Kapten dengan hati-hati. Tiba-tiba dia berseru: "Oh, Tuhan....Di mana kah kedua t*stismu?" Kapten menjawab tenang."Masih disimpan penguasa di TimTim. ...Saya pernah tertawan di sana..." --jL-

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Seorang anak muda bertanya kepada lelaki tua kaya raya: bagaimana caranya menghasilkan uang hingga sekarang menjadi miliarder? Lelaki tua itu meraba jam tangan mahalnya dan mulai bercerita. "Nak, saat itu tahun 1970. Tahun resesi yang parah. Perusahaanku bangkrut." "Uang terakhir di kantongku Rp 1.000 aku investasikan dengan membeli satu buah apel. Sepanjang hari aku memolesnya hingga terlihat menggiurkan dan sorenya aku berhasil menjualnya Rp 2.000." "Keesokan paginya, aku menginvestasikan Rp 2.000 itu untuk dua apel. Aku memolesnya sepanjang hari dan berhasil menjualnya Rp 4.000." "Dengan cara berinvestasi seperti itu, dalam sebulan saya mengumpulkan kekayaan Rp 50.000." Si Anak muda mendengarkan cerita lelaki tua itu dengan takjub. Ia sangat terinspirasi. Tapi, anak muda itu penasaran. "Bagaimana kekayaan Rp 50.000 tadi bisa menjadi miliaran?" tanyanya. Lelaki tua menatap si anak muda sejenak, lalu melanjutkan kisahnya. "Kemudian ayah mertuaku wafat dan ia meninggalkan warisan puluhan miliar."

Jokosp Sp

Alhamdullillah saja sudah diberikan sehat dan hidup yang cukup. Tidak usahlah harus berdo'a "Ya Allah berikanlah berkahMu, jadikanlah hamba orang yang kaya agar hamba bisa menghidupi 1,000 anak fakir miskin dan yatim piatu". Itu do'amu yang sesat, memang kalau di sekelilingmu ada 5 fakir miskin dan yantim piatu tuhan harus melengkapi kekurangannya yang 955 orang jadi orang miskin dulu dan yatim piatu dulu?. Hidup itu sesuaikan saja bahwa fadhol dan berkahNya itu semua dari Allah Swt, Allah lah yang mengatur semuanya. Hidup kamu jangan mengada-ada.

Lagarenze 1301

Ponsel yang tergeletak di bangku ruang ganti gym berdering. Seorang pria mendekat dan menyalakan speaker HP. Semua orang segera berhenti berbicara untuk mendengarkan percakapan. Wanita: "Halo?" Pria: "Halo." Wanita: "Hai sayang, apakah kamu ada di klub gym?" Pria: "Ya." Wanita: "Saya sudah berkeliling dan menemukan tas kulit yang cantik, dan harganya hanya Rp 20 juta. Bolehkah saya membelinya?" Pria: "Jika kamu benar-benar menyukainya, tentu saja." Wanita: "Saya juga mampir ke dealer mobil, dan sudah ada mobil listrik Ioniq 6 yang sangat saya sukai." Pria: "Berapa harganya?" Wanita: "Rp 1,22 miliar." Pria: "Tentu, mengerti, tapi untuk harga itu saya ingin semua opsi." Wanita: "Bagus, dan satu hal lagi." Pria: "Ada apa lagi?" Wanita: "Saya berbicara dengan agen properti beberapa jam yang lalu, dan rumah yang sangat saya inginkan dua tahun lalu kini kembali dipasarkan." Pria: "Berapa harganya?" Wanita: "Rp 5,5 miliar." Pria: "Baiklah, tawar Rp 5 miliar." Wanita: "Terima kasih sayang, sampai nanti di rumah, saya akan memuaskanmu. Love you." Pria itu kemudian menutup telepon. Pria lain di ruang ganti memandangnya dengan wajah terkejut. Ternyata dia kaya raya. Pria itu balik memandang para pria yang takjub, dan berkata, "Ada yang tahu, ponsel siapa ini?"

Fa Za

Pengadaan buku nikah adalah proyek dari Kementerian Agama. Jangankan buku nikah, pengadaan al-Qur'an saja dikorupsi sama pejabat Kemenag. Kalau soal uang, tidak pandang agama. Sikat saja tanpa pikir panjang.

Johannes Kitono

Salam hormat buat jurnalis Arif yang sangat idealis dan kaya. Tabungannya di Surga pasti sudah berdigit-digit. Apa yang dilakukan Mas Arif pernah dibaca di Bible. Seorang janda miskin yang menyumbang segobang nilainya dimata Tuhan. Lebih besar dari orang kaya yang menyumbang 100 gobang. Janda miskin menyumbang dari kekurangannya. Sedangkan orang kaya menyumbang dari kelebihannya. Tentu amat disayangkan. Kok ada anak yang menitipkan ortu dengan pesan. Kalau meninggal langsung dimakamkan saja.Tidak perlu dikasih tahu . Anak itu pasti akan kena hukum karma. Kok memusuhi ortu yang telah melahirkan dan membesarkannya. Dulu dekat pinggiran kota Yogya. Pernah diajak teman ke Yayasan PPK ( Putra Putri Kristus ). Yayasan yang di asuh Suster -Suster Katholik ini menampung anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya. Tanpa melihat suku dan Agamanya. Anak- anak tsb dididik sampai SMK dan dibekali pelajaran pra karya. Supaya bisa mandiri. Yayasan ini tidak menerima sumbangan dana seperti mencantumkan no.rek bank. Tapi menghimbau para donatur membeli hasil kerajinan tangan anak didik dan para suster. Seperti anyaman, tas,rosario dan bahkan madu. Tentu perlu dana operasi untuk membiayai kegiatan sosial ini. Anak anak terlantar dan diluar nikah. Kalau boleh pilih. Tentu tidak ingin dilahirkan. Dan jumlahnya akan semakin banyak didunia. Kita bersyukur masih punya Mas Arif dengan Aula Misenan dan Suster Suster dengan Yayasan PPK. Mereka adalah Pahlawan Kemanusiaan yang semakin langka. S S H B.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Komentar: 132

  • Leong Putu
    Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Leong Putu
      Leong Putu
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Lègég Sunda
    Lègég Sunda
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Fa Za
      Fa Za
    • Tivibox
      Tivibox
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • MULIYANTO KRISTA
    MULIYANTO KRISTA
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Yellow Bean
    Yellow Bean
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
  • HANVINCY ADNOV
    HANVINCY ADNOV
  • Johannes Kitono
    Johannes Kitono
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Tivibox
      Tivibox
    • Liam Then
      Liam Then
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Tivibox
    Tivibox
  • Gregorius Indiarto
    Gregorius Indiarto
    • Yellow Bean
      Yellow Bean
    • bitrik sulaiman
      bitrik sulaiman
  • Lagarenze 1301
    Lagarenze 1301
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Liam Then
      Liam Then
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • Udin Salemo
      Udin Salemo
    • Tivibox
      Tivibox
    • Liam Then
      Liam Then
    • Liam Then
      Liam Then
    • alasroban
      alasroban
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
    • MULIYANTO KRISTA
      MULIYANTO KRISTA
    • Liam Then
      Liam Then
  • Sri Wasono Widodo
    Sri Wasono Widodo
  • djokoLodang
    djokoLodang
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • Rihlatul Ulfa
    Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
    • Rihlatul Ulfa
      Rihlatul Ulfa
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • alasroban
    alasroban
  • ACEP YULIUS HAMDANI
    ACEP YULIUS HAMDANI
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
  • Muh Nursalim
    Muh Nursalim
  • Jimmy Marta
    Jimmy Marta
    • Jimmy Marta
      Jimmy Marta
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
  • Juve Zhang
    Juve Zhang
    • Edyanto
      Edyanto
    • Juve Zhang
      Juve Zhang
  • Imam Subaweh
    Imam Subaweh
    • Fa Za
      Fa Za
  • Echa Yeni
    Echa Yeni
    • djokoLodang
      djokoLodang
  • iya nok
    iya nok
  • Dasar Goblik
    Dasar Goblik
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • iya nok
    iya nok
  • dabudiarto71
    dabudiarto71
  • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Dasar Goblik
      Dasar Goblik
    • Gianto Kwee
      Gianto Kwee
  • iya nok
    iya nok
    • iya nok
      iya nok
  • thamrindahlan
    thamrindahlan
  • Mirza Mirwan
    Mirza Mirwan
    • Mirza Mirwan
      Mirza Mirwan
  • Fa Za
    Fa Za
    • Fa Za
      Fa Za
  • iya nok
    iya nok
  • bitrik sulaiman
    bitrik sulaiman
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • Fa Za
      Fa Za
    • djokoLodang
      djokoLodang
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
  • iya nok
    iya nok
    • iya nok
      iya nok
  • nur cahyono
    nur cahyono
    • Fa Za
      Fa Za
    • Fa Za
      Fa Za
    • Fa Za
      Fa Za
    • Fa Za
      Fa Za
  • djokoLodang
    djokoLodang
  • Ahmad Zuhri
    Ahmad Zuhri
    • Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
      Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
    • Ahmad Zuhri
      Ahmad Zuhri
  • Jo Neca
    Jo Neca
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • Azza Lutfi
      Azza Lutfi
  • Rizal Falih
    Rizal Falih
  • M.Zainal Arifin
    M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin
    • M.Zainal Arifin
      M.Zainal Arifin