JAKARTA, DISWAY.ID - Pemerintah Kota (pemkot) Gorontalo telah menyiapkan sejumlah pengungsian darurat untuk masyarakat yang rumahnya terendam banjir.
Sebagai informasi, terjadi hujan dengan intensitas tinggi sampai lebat telah mengguyur wilayah Gorontalo sejak Rabu, 10 Juli 2024.
Hujan lebat tersebut membuat dua sungai besar yang berada di Gorontalo, yakni Sungai Bone dan Sungai Bulango meluap dan menyebabkan banjir hampir di seluruh Kota Gorontalo.
BACA JUGA:Sederet Bencana Dampak Cuaca Ekstream, BPBD: Banjir hingga Bangunan Roboh
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Gorontalo Mahmud Baderan menjelaskan bahwa banjir tersebut disebabkan karena curah hujan tinggi hingga memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolangi, serta ditambah aliran sungai dari Danau Limboto.
"Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," ujar Mahmud.
Adapun, Pemkot Gorontalo sudah menyiapkan sejumlah tempat pengungsian di beberapa titik, di antaranya Aula Rumah Dinas Wali Kota, Kantor Wali Kota, Auditorium Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Kemudian, juga dibuka posko pengungsian di SMK Negeri 1 dan SMK 3 Kota Gorontalo, SDN 38 dan 341 Kota Gorontalo serta di Gedung Nasional Kota Gorontalo.
"Kami mengimbau masyarakat yang terdampak agar dapat mengungsi ke tempat aman atau di tempat pengungsian yang telah disiapkan maupun dapat mengungsi ke rumah keluarga yang tidak terdampak," tambahnya.
BACA JUGA:Ribuan Rumah dan Belasan Hektar Sawah di Cirebon Terendam Banjir, 16.310 Jiwa Terdampak
Selain itu, semua organisasi perangkat daerah (OPD) juga dikerahkan untuk ikut bekerja sama dalam membangun dapur umum serta menyiapkan makanan siap saja untuk warga yang terdampak.
Sementara itu, Mahmud juga menjelaskan jika hujan deras telah mengguyur Kota Gorontalo sejak tanggal 23 Juni 2024.
Kemudian, banjir terjadi lagi di tanggal 27 Juni sampai 3-4 Juli 2024.
Data sementara juga menunjukkan warga yang terdampak akibat bencana banjir ini tercatat sekitar 2.316 KK (kepala keluarga) atau 7.888 jiwa.
Di sisi lain, ada sekitar 2.026 unit rumah yang terdampak banjir luapan Sungai Moloupo dan Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo.