Laboratorium Narkoba Kembali Menjamur, Dirnarkoba Polri: Seperti Pada Tahun 2000an

Minggu 14-07-2024,14:33 WIB
Reporter : Anisha Aprilia
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan tren peredaran narkotika saat ini seperti kembali pada tahun 2000an.

Pasalnya, narkoba kini kerap diproduksi dari clandestine lab atau laboratorium rumahan.

BACA JUGA:Canggih! Ruang Kontrol Bandar Narkoba, Pantau CCTV dan Drone Pergerakan Polisi

BACA JUGA:Ratusan Polisi Gerebek Sarang Narkoba Kampung Bahari, 31 Orang Ditangkap!

"Kita kembali ke era awal tahun 2000, di mana clandistine lab itu menjamur, sampai puncaknya di Cikande itu dihadiri oleh presiden (SBY meninjau pabrik ekstasi di Cikande, Kabupaten Serang, Banten pada 2005)," kata Mukti, Minggu, 14 Juli 2024.

"Emang dari tahun 2000-an yang lebih happening adalah memproduksi atau membuat clandistine lab di daerah Indonesia baik itu ekstasi, maupun sabu," sambungnya.

Meski demikian, Mukti mengaku pihaknya telah mengendus modus laboratorium narkotika ini. Oleh karena itu, kata Mukti, sindikat narkotika mengubah pola kerjanya. Ambil contoh, menggunakan cara menyelundupkan narkotika melalui jalur-jalur tikus.

BACA JUGA:Gelar Operasi Narkoba Skala Besar, Polres Metro Jakpus Tangkap 26 Orang di Menteng

BACA JUGA:Pola Peredaran Narkoba Fredy Pratama ke Indonesia Berubah, Polri: Sudah Kami Kantongi!

"Yaitu, sabu berapa puluh ton dikirim ke Indonesia, barang jadi, ekstasi pun barang jadi, melalui pintu-pintu masuk jalur-jalur tikus di wilayah indonesia. Kalau resmikan Soetta, mereka keluar, Aceh, Riau, Batam, Jambi, nanti ujungnya di Lampung, Bakauheni, penyeberangan antara Pulau Sumatera, dan Jawa. Di Kalimantan pun demikian, dari Entikong sampai ke Kaltara, yaitu Sebatik," ungkapnya.

"Kalau resmikan Soetta, mereka keluar, Aceh, Riau, Batam, Jambi, nanti ujungnya di Lampung, Bakaheuni, penyeberangan antara pulau Sumatra dan Jawa. Di Kalimantan pun demikian dari Entikong sampai ke Kaltara, yaitu Sebatik," lanjutnya.

BACA JUGA:Polri Akan Terapkan TPPU untuk Miskinkan Bandar hingga Kurir Narkoba

BACA JUGA:Selama 10 Bulan, Polri Tangkap 38.194 Tersangka Kasus Narkoba

Modus tersebut menjamur, sebelum akhirnya jaringan-jaringan gembong narkoba asal Indonesia yang masih diburu polisi, Freddy Pratama, ditangkap kepolisian.

"Jadi udah di era itu punah, ubah pola menjadi pengiriman. Sekarang pola pengiriman sudah terdeteksi oleh polisi, jaringan-jaringan FP [Freddy Pratama] sudah terbongkar, wilayah timur dan wilayah barat sehingga itu sudah terbacalah oleh polisi. Sekarang berubah, dengan modus baru kembali ke awal 2000-an. cuma caranya berbeda," terangnya. 

Kategori :