BACA JUGA:Digitalisasi UMKM dan Pentingnya Jasa Social Media Handling
"Manfaat budaya digital yang positif adalah mampu meningkatkan literasi digital, berkomunikasi secara online dengan aman dan bertanggung jawab, melindungi privasi dan keamanan data, menjadi konsumen digital yang cerdas, serta bisa berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari menambahkan, tak hanya budaya digital, kecakapan digital juga tak kalah pentingnya.
Dalam hal ini, kecakapan digital yang ia maksud adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas, berkomunikasi, dan berinovasi.
"Kecakapan digital adalah kunci untuk sukses di era digital. Dengan mengembangkan kecakapan digital, kita dapat membuka peluang baru, meningkatkan kehidupan kita, dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," jelasnya.
BACA JUGA:Forum Internasional SIJORI: NeutraDC Ungkap Potensi Ekonomi Digital Batam
BACA JUGA:Bantu UMKM Go Digital, Webizi Hadirkan Platform Pembuatan Website Instant
Terkait masifnya penggunaan teknologi digital, Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UPRI Andi Asy'hary J Arsyad mengingatkan bagaimana mengamankan perangkat digital yang ada dari ancaman kejahatan siber.
Dalam bermedia sosial, misalnya, ada risiko timbulnya kejahatan siber berupa pencurian identitas, penipuan online, peretasan akun, hingga munculnya tindak kriminalitas yang berawal dari unggahan informasi di media sosial.
"Oleh karena itu, penting untuk membuat kata sandi yang kuat berupa kombinasi huruf dan angka. Jangan lupa aktifkan pengamanan dua langkah dalam setiap akun digital yang kita milik," ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan Ketua Tim Indonesia Makin Cakap Digital Indriani Rahmawati. Menurut dia, keamanan siber bisa diwujudkan lewat pemahaman atau literasi digital yang mumpuni. Keterampilan teknis terkait teknologi digital harus terus ditingkatkan.
Syamsu Rizal juga menyampaikan bahwa literasi digital bukan hanya sekadar memahami dan pandai mengoperasikan aspek digital (teknis dan nonteknis), tetapi yang paling penting adalah paham memanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan dan mencapai tujuan.
BACA JUGA:Potensi Ekonomi Digital Indonesia Capai Rp4.500 Triliun Tahun 2030, Erick Thohir Ingatkan Hal Ini
BACA JUGA:Survei: Gen Z Lebih Pilih Bank Digital, 66% Sebut Transfer Dana Cepat dan Mudah
Kebutuhan dan tujuan itu bisa diperoleh lewat proses seleksi, saring atau filtering, dan keterampilan personal gatekeeper.
"Setiap orang harus mampu menjawab tantangan zaman dengan terus melakukan perbaruan informasi. Tepatnya, di era serba digital sekarang ini, setiap orang harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman," tuturnya.