JAKARTA, DISWAY.ID-- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) serta entititas anak telah usai membukukan laba senilai Rp 26,9 triliun pada semester I 2024 periode Januari-Juni.
Berdasarkan angka tersebut, BCA telah mencatat pertumbuhan sebesar 11,1% secara year on year (y-o-y) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 lalu.
BACA JUGA:Rayakan Hari Jadi ke-3, blu by BCA Digital Targetkan Pertumbuhan Nasabah Lewat bluXperience
BACA JUGA:Cek 4 Fitur Baru Layanan GrabCar, Utamakan Keinginan Konsumen
Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, angka pertumbuhan ini juga didukung oleh ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan. Terbukti dari angka peningkatan kredit sebesar 15,5% (y-o-y) menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024.
"Kredit bisnis baik dari segmen korporasi ataupun UMKM tercatat tumbuh dengan baik, peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer," ujar Jahja dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Rabu 24 Juli 2024.
Selain itu, Jahja juga menjelaskan bahwa kredit korporasi telah mencapai pertumbuhan tertinggi pada Juni 2024, dimana angka tersebut naik 19,9% (y-o-y) hingga mencapai Rp 388,6 triliun.
BACA JUGA:Aplikasi BCA Mobile Error, Pihak BCA Tegaskan Tidak Ada Campur Tangan Hacker
BACA JUGA:Cek Cara Bayar Tagihan PDAM Lewat ATM BCA, Dijamin Gampang dan Praktis!
"Kredit komersial telah tumbuh 7,9% (y-o-y) menjadi Rp 127,8 Triliun, dan kredit UKM naik sebesar 12,7% (y-o-y) hingga menyentuh Rp 114,4 Triliun," jelas Jahja.
Adapun rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4 Persen pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9 Persen.
Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2 Persen. Rasio pencadangan NPL dan LAR sendiri kini berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2 Persen dan 71,2 Persen.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5 persen YoY menyentuh Rp 1.125 triliun. Perseroan mencatat, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82 persen lebih dari total DPK, tumbuh 5,8 persen mencapai Rp915 triliun.