"Sudahkah keimanan kita, keyakinan kita, pemahaman kita sampai derajat seperti itu?
"Ini sebuah contoh kecerdasan iman seseorang, kecerdasan emosional seseorang. Pada saat itu yang dibenak beliau hanya sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam," imbuh Ustaz Nuzul.
Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat:
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ
"Tahukah kalian, siapa orang yang merugi itu?" Tanya Nabi.
Para sahabat lalu menjawab: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ
“Orang yang merugi di antara kita adalah orang yang tak mempunyai dirham (uang) dan tidak mempunyai harta benda.”
Mendengar jawaban demikian, Rasulullah kemudian menjelaskan:
إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ
“Sesungguhnya orang yang merugi adalah dari umatku adalah orang yang datang besok pada hari kiamat, sedang ia membawa pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat.”
وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا
“Namun ia juga datang dengan amalan mencaci ini, menuduh ini, makan hartanya orang ini, mengalirkan darahnya orang ini, memukul orang ini.”
فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
“Nah, kemudian pahala kebaikan orang yang ini pun akan diberikan kepada orang yang ini, orang yang ini pahalanya diberikan kepada orang ini.”
فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apabila pahalanya yang dibuat menebus sudah habis, dosa dari orang yang dizalimi akan diberikan kepada orang ini. Lalu, dimasukkanlah ia ke dalam api neraka.”