Fakta Naskah Proklamasi Asli Sempat Dibuang, Diamankan Wartawan BM Diah Selama 48 Tahun

Minggu 18-08-2024,07:25 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : Khomsurijal W

BACA JUGA:Jokowi Pakai Baju Adat Kutai Kaltim saat Upacara 17 Agustus 2024 di IKN, Ini Maknanya

Pengetikan Naskah Proklamasi ini dilakukan oleh Sayuti Melik dan ditemani oleh jurnalis bernama Burhanuddin Mohammad Diah.

"Di ruang ini, Sayuti Melik mengubah tiga kata dari tulisan tangan menjadi hasil ketikan."

Pertama adalah mengganti kata 'tempoh' menjadi 'tempo' tanpa 'h'.

Yang kedua, sesuai kesepakatan di ruang besar sebelumnya, di mana kata-kata 'wakil-wakil bangsa Indonesia' diubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia'.

"Dan satu lagi yang menjadi ide Sayuti Melik adalah penggunaan penanggalannya. Jika di tulisan tangan Bung Karno itu Jakarta 17.08.05, Sayuti Melik menambahkan menjadi 'hari 17, bulan 8, tahun 05."

Sementara itu, BM Diah dalam hal ini tidak hanya menemani Sayuti Melik, tetapi memiliki peran yang lebih penting lagi.

BACA JUGA:Paskibraka di IKN Terbagi Tim Nusantara Baru dan Tim Indonesia Maju

"Ketika Sayuti Melik selesai mengetik, Naskah proklamasi tulisan tangan asli Bung Karno diremas-remas. Sayuti Melik merasa, 'Ah kan sudah diketik. Ya konsep tulisan tangan tidak berguna.'"

Di sinilah peran penting BM Diah, yakni mengamankan naskah asli tulisan tangan Bung Karno dari tempat sampah.

"Dan beliau menyimpan selama 48 tahun dan dikembalikan kepada Presiden Soeharto di tahun 1993."

Jaka menjelaskan, pengembalian naskah ini bertepatan dengan situasi politik yang masih belum stabil.

"Situasi politik di tahun 1950-an kita masih mencari bentuk. Jadi situasi berbangsa dan bernegara masih belum-belum stabil, pun begitu di tahun 1990-an. Apalagi ketika pergantian dari order lama ke order baru. Ketika ada ide untuk mendirikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi, beliau keluar dari sarang."

Proses persiapan pendirian Museum Perumusan Naskah Proklamasi sendiri berlangsung dari tahun 1982 hingga 1987 dan akhirnya diresmikan 24 November 1992.

BACA JUGA:Livenia Asal Kaltim dan Komang dari Bali Jadi Paskibraka Pembawa Baki di IKN, Berikut Profilnya

"PM Diah mungkin (berpikir), 'Ini saat yang tepat bagi naskah tulisan tangan untuk kembali ke rumahnya.' Mungkin harapan BM Diah itu Naskah Proklamasi menjadi koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi," kenangnya.

Kategori :