"Saya hanya menghentikan proses residensi di rumah sakit Kariadi, bukan residensi PPDS anestesi di rumah sakit yang lain.
Jadi mereka masih bisa residensi tempat yang lain," tambahnya.
Meski begitu, ia mengakui banyak menerima aduan kasus di RS dr Kariadi karena masih menjadi pusat pendidikan.
"Tapi karena memang kariadi ini rumah sakit pendidikan utama, kasusnya banyak, memang mereka otomatis kehilangan banyak kesempatan. Tapi cepat atau lambatnya, berapa lama saya tutup atau tidak, itu tergantung dari pihak FK Undip sendiri," tuturnya.
BACA JUGA:Film How To Make Millions Before Grandma Dies Bakal Tayang di Netflix, Catat Tanggalnya!
BACA JUGA:Pesan Menohok Mantan Paskibraka pada Aturan Baru: Indonesia Lahir dari Keberagaman Bukan Keseragaman
Sementara itu, pihak FK Undip sendiri telah membantah adanya bullying di kampusnya.
Terkait hal ini, Azhar menegaskan, untuk membuktikan bunuh diri, butuh proses pembuktian dan saat ini sedang ditangani pihak kepolisian.
"Kita tunggu bersama-sama. Yang jelas, statement pertama kali oleh Kapolsek Gajah Mungkur menyatakan bahwa bunuh diri menggunakan suntikan karena tidak tahan karena perilaku seniornya. Itu semua kita dalami," tandasnya.