BACA JUGA:Jelang Indonesia-Africa Forum 2024 di Bali, Menkes Beberkan Strategi Cegah Mpox Jenis Baru Masuk
Bagaimana Cara Penularan Mpox?
Mpox menyebar dari orang ke orang terutama melalui kontak dekat dengan seseorang yang menderita Mpox, termasuk anggota rumah tangga.
Kontak dekat ini meliputi kontak kulit ke kulit, hubungan seks dan kontak mulut ke mulut serta bisa melalui percikan air liur (droplet) dari seseorang yang menderita Mpox ke orang di sekitarnya.
Orang juga dapat tertular Mpox dari benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian, melalui jarum suntik yang terkontaminasi virus Mpox yang digunakan secara bersama.
Penularan virus Mpox juga dapat terjadi dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya, atau pada proses kelahiran dari ibu yang tertular Mpox ke bayinya.
Penularan Mpox selama kehamilan dapat membahayakan janin seperti keguguran, lahir mati, kematian bayi baru lahir, atau komplikasi lainnya.
Penularan Mpox juga dapat terjadi dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran binatang yang membawa virus Mpox.
Menurut WHO, hingga akhir Agustus 2024 PemerintahRepublik Demokratik Kongo melaporkan sebanyak 18 ribu kasus Mpox, baik sub-clade I maupun sub-clade Ib.
Sebanyak 615 orang meninggal di Republik Demokratik Kongo akibat Mpox. Jumlah ini melebihi total kasus yang tercatat pada tahun 2023.
BACA JUGA:Indonesia Siapkan 1000 Vaksin Mpox Buatan Jerman dan Jepang
Gejala Mpox
Dilansir dari laman newscientist.com ruam Mpox sering kali muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, hingga ke telapak tangan dan telapak kaki.
Ruam ini juga dapat muncul di bagian tubuh lain yang terkena, seperti mulut, alat kelamin atau anus.
Ruam ini awalnya berupa lesi datar, yang kemudian melepuh berisi cairan yang mungkin terasa gatal atau nyeri. Saat ruam sembuh, lesi akan mengering, mengeras, dan mengelupas.
Beberapa orang mungkin memiliki satu atau beberapa lesi kulit, sementara yang lain memiliki ratusan atau lebih. Lesi ini dapat muncul di bagian tubuh mana pun.