JAKARTA, DISWAY.ID - Calon Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mendatangi dialog interaktif bersama para seniman di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan itu, para seniman mengadukan persoalan tentang biaya sewa TIM yang mahal.
BACA JUGA:Bang Doel Bakal Bangun Balai Rakyat Untuk Masyarakat Betawi
BACA JUGA:Bang Doel Janji Benahi Persoalan Stadion JIS, Infrastruktur Akan Diperbaiki
Menanggapi hal itu, pria yang akrab disapa Bang Doel ini membenarkan jika harga sewa di TIM mahal. Hal ini terlihat dari biaya revitalisasi cukup besar mencapai Rp1,7 triliun.
"Saya tahu permasalahan di sini apa. Ini kan antara konsep dengan kebijakan gak berjalan nih. Karena kita tahu pengelolaan di Jakpro dan memang ini investasi besar sampai Rp1,7 triliun," kata Rano di TIM, Jakarta Pusat, Rabu, 18 September 2024.
Namun, kata dia, seharusnya pihak pengelola juga bisa melihat dari sudut seniman. Oleh karena itu, ia berjanji akan mencarikan solusinya saat terpilih menjadi gubernur Jakarta.
"Tentu dari sudut bisnis mereka harus mengelola. Tapi harusnya ada komponen-komponen yang bisa bicara dari sudut kesenian. Maaf tadi mbak Ratna bilang mau bikin pementasan 4 hari dibayar 250 juta, berapa ribu yang bisa dijual buat harga tiket. Sehingga penonton menjadi berkurang, artinya kalo tempat ini tanpa kesenian kering, nah itu yang dicari jalan tengahnya," ujarnya.
Ia meyakini pasti ada jalan tengah untuk mengatasi hal tersebut.
BACA JUGA:Kelakar Rano Karno Soal Visi-Misi Ridwan Kamil: Dia Arsitek, Si Doel Tukang Insinyur
"Pasti ada jalan tengahnya. Pasti (ada jalan) tidak mungin tidak," tukasnya.
Dalam kesempatan itu, para seniman juga menantang Bang Doel untuk mencabut Pergub 63 Tahun 2019 yang berisi tentang penugasan kepada Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk melakukan revitalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM).
Terkait hal itu, Bang Doel menyebut harus ada titik temu antara pihak Pemprov selaku pengelola serta para seniman.
"Dulu kita latihan gratis, sekarang latihan aja bayar. Dulu kita mau baca puisi di bawah pohon boleh, sekarang Satpol PP datang, misalnya seperti itu. Harus dikasih floor, kasih area yang memang bebas berekspresi," kata Bang Doel.