JAKARTA, DISWAY.ID-- Beberapa waktu lalu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan masih banyak investor asing yang masih ragu untuk berinvestasi di Indonesia.
Dalam keterangannya, Menteri Rosan juga menyebutkan bahwa hal ini kemungkinan besar juga disebabkan karena sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah.
Menanggapi pernyataan Menteri Rosan tersebut, Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengungkapkan SDM yang ada di Indonesia memang masih belum sesuai dengan yang dibutuhkan oleh investor.
BACA JUGA:Ekonom INDEF Ungkap Alasan Investor Asing Enggan Melirik Indonesia
"SDM belum sesuai yg dibutuhkan investor. Investor ingin SDM yang high skilled, tapi tersedianya yang low skilled," ujar Heri saat dihubungi oleh Disway pada Kamis 19 September 2024.
Tidak hanya itu, Heri juga menambahkan bahwa nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di Indonesia juga dinilai masih sangat tinggi.
Menurutnya, hal inilah yang menyebabkan investasi di Indonesia belum efisien.
"Biaya tinggi di Indonesia sulit diatasi, ICOR kita masih tinggi. Artinya untuk bikin 1 produk di Indonesia maka dibutuhkan modal yang lebih besar, jadi masih boros modal," jelas Heri.
Selain itu, Heri juga menambahkan bahwa kondisi global yg sedang kurang baik juga menjadi salah satu alasan mengapa para investor masih ragu untuk menanamkan investasi di Indonesia.
"Kondisi global yang buruk menimbulkan pesimisme bagi para investor untuk melakukan ekspansi," ujarnya.
BACA JUGA:Terpilih Jadi Ketum Kadin Baru, Anindya Bakrie Jadi Pembicara di Milken Asia Summit Singapura
Untuk mengatasi hal ini, Heri menilai perlu adanya persiapan oleh Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan investor asing. Salah satunya adalah dengan melakukan pemberikan insentif atau stimulus yang dapat menarik perhatian investor.
"Negara lain (pesaing) juga memberikan insentif atau stimulus untuk mendatangkan investor. Kalau insentif atau stimulus dari Indonesia kalah menarik, maka investor asing akan pilih masuk negara lain," jelas Heri.