JAKARTA, DISWAY. ID-- Masih banyak orang menganggap bahwa demensia merupakan kenormalan.
Bahkan, menurut Studi World Alzheimer's Report, sebanyak 80 persen orang menganggap demensia sebagai bagian dari penuaan (part of aging).
"Lebih dari 80 persen menganggap demensia adalah normal, part of aging. Padahal ini bukan part of aging," ungkap DY Sunarya, Founder Alzheimer's Indonesia sekaligus Regional Director Alzheimer's Disease International di Unika Atma Jaya, Jakarta, 20 September 2024.
BACA JUGA:Pusat Kesehatan Lansia jadi Support System Caregiver Demensia
Angka ini meningkat 14 persen dibanding riset pada 2019 lalu.
Mirisnya, 65 persen profesional kesehatan dan keperawatan juga mengangap bahwa demensia adalah bagian normal dari penuaan.
la menegaskan bahwa demensia merupakan penyakit yang memengaruhi emosi, daya ingat, pengambilan keputusan, dan lain-lain.
"Tidak hanya itu, lebih dari 60% tenaga dokter kesehatan di dunia, menganggap ini sesuatu yang tidak bisa diapa-apakan, tidak bisa dicegah, dan sebagainya," lanjutnya.
Lebih lanjut, dokter spesialis. neurologi Yuda Turana SpN menjelaskan, demensia didefensecan sebagai gangguan kognitif yang sudah mengganggu posisi sosial pekerjaan.
BACA JUGA:Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan di Jakut Tembus Rp43 Miliar, Peserta Diminta Cicil Via REHAB
Bukan hanya itu, demensia juga bisa berdampak pada aspe k sosial, ekonomi, . psikologis, hingga legal.
"Artinya kalau bicara cancer tuh intellect onset, karena sudah mengganggu gitu. Tetapi persoalannya saat kita bicara obat yang efektif, belum ada yang menyetop perjalanan penuaan, menyetop perjalanan penyakit," tuturnya.
Oleh karena itu, terdapat dua hal yang menjadi fokus penanganan demensia, yaitu deteksi dini dan peningkatan kompetensi caregiver-nya.
"Karena kita sebagai dokter, 15 persen, itu kita pendekatan bukan hanya di masalah farmakologi treatment sebenarnya.Yang saya ketemu ternyata hanya 15 menit gitu ya, 30 menit paling lama. Tetapi, 7 hari seminggu, 24 jam sehari kan, total 360 menit itu caregiver-nya, " tandasnya.