PTPN III dan Pupuk Indonesia Bukukan Laba Tinggi, Perkuat Komitmen Capai Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

Senin 23-09-2024,20:09 WIB
Reporter : M. Ichsan
Editor : M. Ichsan

Dalam pandangannya, swasembada gula tidak hanya akan berdampak pada ketersediaan produk di pasar, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani.

"Kami berharap pendapatan petani tebu dapat meningkat satu setengah kali lipat dalam empat tahun ke depan, sehingga mereka dapat menikmati hasil kerja keras mereka secara lebih baik," imbuhnya.

Ghani menekankan pentingnya fokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. "Dengan menciptakan lapangan kerja dan memastikan pendapatan petani meningkat, kami percaya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih baik." pungkasnya.

Hal tersebut diamini pihak Pupuk Indonesia. Sejak memulai transformasi pada  2019, Pupuk Indonesia telah berhasil meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan, yang dikatakan menunjang produktivitas petani. 

BACA JUGA:Deflasi Sebabkan Harga Pangan Turun Drastis, Penjual Ungkap Kekhawatiran Ini

BACA JUGA:Komdis PSSI Hukum Boaz Solossa Akibat Insiden Pemukulan Steward di Pinggir Lapangan

"Pada tahun 2019, laba kami sekitar Rp3,4 triliun, dan pada tahun 2022 sudah mencapai Rp6,3 triliun, hampir dua kali lipat," kata Panji W. Ruky.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga berhasil menyediakan 9,5 juta ton pupuk subsidi, baik urea maupun NPK, yang sangat penting untuk mendukung produktivitas petani. 

Sebagai salah satu perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasifik, Pupuk Indonesia memiliki tugas penting untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk di Indonesia.

"Kami fokus pada ketahanan pangan melalui dua hal utama, yaitu memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk," ujar Panji. 

Ia menekankan pentingnya subsidi pupuk bagi petani, terutama pada komoditas tanaman pangan seperti padi, jagung, dan tebu. 

BACA JUGA:Harga Bahan Pangan Pasar Tradisional di Depok Turun Drastis Buntut Kabar Deflasi

BACA JUGA:Pelaku Penembakan Donald Trump Berhasil Ditangkap, Gunakan AK-47 dan Terobos Lapangan Golf Pribadi

Menurutnya, tanpa subsidi, biaya pupuk bisa mencapai 23% dari total biaya produksi, sementara dengan subsidi biaya tersebut bisa ditekan hingga 9%. 

Pengurangan subsidi atau kenaikan harga pupuk, lanjut Panji, dapat berdampak pada pengurangan volume penggunaan pupuk, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton per hektar. 

Penurunan produktivitas ini bisa berdampak pada ketergantungan impor beras.

Kategori :