Pemerintah Akan Jadikan SPHP Jadi Program Penstabil Pangan di 2025

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam mengendalikan fluktuasi pangan, Pemerintah bersama dengan Badan pangan Nasional (Bapanas) kini tengah berupaya memasifkan langkah program Stabilisasi Pasokan dan Harga pangan (SPHP) di tahun 2025 nanti.

Menurut keterangan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, program SPHP di 2025 mengalami eskalasi, baik jenis pangan pokok strategis yang disasar maupun target salurnya. 

BACA JUGA:Bapanas Anggarkan Rp400 Juta untuk Unit SPHP Mobile, Sasar 5 Daerah ini

BACA JUGA:Harga Minyak dan Beras SPHP Terbaru di Pasar Kramat Jati

Ini penting dilaksanakan seiring dengan peningkatan produksi yang akan dilakukan pemerintah.

“Target salurnya semakin besar dan menyasar tidak hanya beras, tapi ada pula jagung pakan dan kedelai,” ujar Arief dalam keterangan tertulis resminya pada Rabu 1 Januari 2025.

Secara terperinci, program SPHP di 2025 yang akan dikerjakan Perum Bulog melalui penugasan NFA, nantinya meliputi beras dengan target salur 1,5 juta ton. 

BACA JUGA:Beras SPHP Bulog Sulit Ditemui di Pasar Tradisional

BACA JUGA:Waduh! Harga Beras SPHP Bulog 5 Kg Tembus Rp70 Ribu di Ecommerce

Kemudian jagung pakan sebanyak 250 ribu ton dan kedelai 100 ribu ton. Tentunya stok yang akan digunakan mengutamakan pasokan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang bersumber dari panen dalam negeri.

“Di 2025, langkah akselerasi produksi pangan akan diimplementasikan pemerintah, sehingga pada tahap pascapanen kita siapkan, salah satunya dengan program SPHP ini,” jelas Arief.

“Jadi BUMN pangan menyerap panen petani kita, dijadikan CPP lalu disalurkan ke berbagai lini pasar, peternak, dan produsen demi stabilitas pangan,” lanjutnya.

Untuk diketahui, program stabilisasi pasokan dan harga beras telah diimplementasikan sejak 2022. Tercatat pada tahun tersebut tersalurkan sebanyak 1,3 juta ton beras. 

BACA JUGA:Masuk Musim Panen Raya, Bulog Stop Distribusi Beras SPHP di Pasar

Sumber: