Detik-Detik Kantor Al Jazeera Digerebek Pasukan Israel dan Ancam Tutup 45 Hari, Palestina Sebut Bungkam Kebebasan Pers

Selasa 24-09-2024,08:31 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

RAMALLAH, DISWAY.ID — Kantor berita Al Jazeera terancam dibungkam dalam hal kebebasan pers oleh pasukan Israel.

Detik-detik penggerebekan kantor itu oleh Israel mengancam Al Jazeera tutup dalam 45 hari.

Pasukam Israel yang bersenjata dan bertopeng menyerbu kantor berita itu di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu dan mengeluarkan perintah penutupan selama 45 hari dilansir dari Jordan Times.

BACA JUGA:Pasukan Perlawanan Islam di Irak Serang Pangkalan Militer Israel, Puluhan Ribu Warga Tinggalkan Wilayah Pendudukan

Itu adalah serangan terbaru dalam perseteruan yang sudah berlangsung lama antara penyiar Arab dan pemerintahan perdana menteri Benjamin Netanyahu yang telah memburuk selama perang di Gaza.

Militer Israel telah berulang kali menuduh wartawan dari jaringan yang berbasis di Qatar itu memiliki hubungan dengan Hamas atau sekutunya Jihad Islam.

Al Jazeera dengan keras membantah tuduhan Israel dan mengatakan Israel secara sistematis menargetkan karyawannya di Jalur Gaza.

BACA JUGA:Bandara Ramat David Haifa Porak Poranda Akibat Rudal Hizbullah, Israel Ungsikan Ribuan Warga

Empat wartawan Al Jazeera telah terbunuh sejak perang di Gaza dimulai, dan kantor jaringan itu di Gaza dibom.

Penyiar tersebut mengatakan bahwa para prajurit tersebut tidak memberikan alasan atas perintah penutupan pada hari Minggu.

"Ada putusan pengadilan untuk menutup Al Jazeera selama 45 hari," kata seorang prajurit Israel kepada kepala biro Tepi Barat Al Jazeera, Walid Al Omari, dalam percakapan yang disiarkan langsung di jaringan tersebut.

"Saya meminta Anda untuk mengambil semua kamera dan meninggalkan kantor saat ini juga," kata prajurit tersebut, menurut rekaman tersebut.

BACA JUGA:Rudal Hizbullah Hajar Pangkalan Militer dan Bandara Ramat David Israel, Iron Dome Tak Mampu Berbuat Banyak

Perintah tersebut menuduh jaringan tersebut melakukan "hasutan dan dukungan terhadap terorisme", menurut Al Jazeera.

Kementerian luar negeri Palestina yang berpusat di Ramallah mengutuk operasi hari Minggu tersebut sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kebebasan pers.

Kategori :