JAKARTA, DISWAY.ID - Polycystic ovarian syndrome (PCOS) dapat terlihat bahkan ketika perempuan masih berusia remaja.
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi RS Pondok Indah dr Mila Maidarti, SpOG, Subsp.FER, PhD mengungkapkan perubahan gaya hidup selama pandemi Covid menyebabkan gangguan ini makin banyak dialami perempuan, terutama remaja.
"Kalau kita lihat jumlahnya meningkat. Ada tren meningkat terutama pada saat pandemi Covid-19. Apa yang terjadi? Work from home," ungkap Mila ketika ditemui di Jakarta, 27 September 2024.
BACA JUGA:Nikita Mirzani Benarkan Lolly Ngamuk saat Divisum, Tak Maksimal karena Menstruasi
Di mana, work from home ataupun school from home membuat masyarakat tidak bisa beraktivitas banyak sehingga gaya hidup sedentari pun meningkat.
"Anak-anak nggak aktivitas, nggak ke sekolah, tidur di rumah, tugas banyak sampai malam-malam. Akibatnya kurang tidur, melatonin turun, metabolisme nggak jalan, makin gemuk," paparnya.
BACA JUGA:Minum Obat Pereda Nyeri saat Menstruasi Bahaya Buat Ginjal? Ini Kata Ahli
Obesitas Jadi Pemicu
Kegemukan atau obesitas ini juga menjadi faktor risiko tinggi penyebab PCOS.
Biasanya, orang obesitas siklus menstruasi tidak teratur. Selain itu juga sering berkaitan dengan kondisi resistensi insulin yang memperparah PCOS.
Resistensi insulin sendiri dapat meningkatkan kadar sekresi hormon LH yang dihasilkan dari hipofisis seorang perempuan.
Sedangkan selain hormon LH, perempuan memiliki hormon FSH gonadotropin yang berguna untuk menumbuhkan sel telur sehingga siklus menstruasi dapat berjalan.
Kedua hormon tersebut saling berbanding terbalik.
Apabila hormon LH meningkat, hormon FSH pun menurun, begitu sebaliknya.
BACA JUGA:Kaum Hawa Wajib Jaga Area Kewanitaan Saat Menstruasi untuk Cegah Infeksi