Dukung Emisi Nol Bersih Tahun 2060, Sektor Pertambangan Gagas Transformasi Hijau

Senin 30-09-2024,01:02 WIB
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Editor : Marieska Harya Virdhani

JAKARTA, DISWAY.ID - Sektor pertambangan berkomitmen menuju transformasi bisnis yang ramah lingkungan. 

Hal itu guna mendukung target pemerintah Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Tiga anak perusahaan Grup Sentosa Laju Sejahtera (SLS), yang berkecimpung dalam jasa kontraktor pertambangan dan penyewaan alat, berkomitmen untuk melakukan transformasi bisnis yang ramah lingkungan. 

BACA JUGA:Bioetanol Belum Bisa Masif, Toyota Tetap Fokus Guna Kurangi Emisi Karbon

Dalam acara gathering bertemakan “Green Mobility and It’s Infrastructure” di Surabaya pada hari Sabtu 28 September, para perwakilan perusahaan memaparkan langkah-langkah konkret dalam mendukung target pemerintah Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2060, baik melalui penggunaan kendaraan listrik (EV) ataupun pembangunan infrastruktur hijau. 

Ketiga anak perusahaan tersebut adalah PT Traktor Teknik Nusantara atau TRAKTEK, yang berfokus pada alat berat, pelumas, generator dan tower lamp, serta suku cadang; PT Artha Satya Karunia (ASK), yang mengkhususkan diri pada sektor logistik dan transportasi; serta PT Sentosa Welindo Group (SWG), yang bergerak pada bidang kontraktor umum dan rekayasa teknik (technical engineering).

“Anak usaha seperti TRAKTEK sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjadi dealer kendaraan tambang berbasis EV, kemudian ASK sudah mulai menggali potensi-potensi terkait transportasi dan logistik berbasis EV, dan kami sudah berencana akan mengadopsi unit truk EV,” ujar Direktur Utama PT Traktor Teknik Nusantara, Dian Sanjaya Guudtralim.

BACA JUGA:Kembangkan SAF, Pertamina Akan Hadirkan Bahan Bakar Pesawat Rendah Emisi

Ia menggarisbawahi pihaknya memberikan alternatif kendaraan listrik berbasis generasi baru yang efektif dan kompetitif, serta dapat mengurangi jejak karbon.

Sementara Direktur Utama PT Artha Satya Karunia (ASK), Chedie Putra Hardiyanto, mengatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah terobosan bisnis ramah lingkungan, salah satunya dengan menggandeng Electrum dalam mengembangkan sistem pertukaran baterai pada motor EV. 

“ASK juga menerapkan teknologi Vehicle-to-grip (V2G), yang memungkinkan kendaraan listrik berfungsi sebagai penyimpan energi dan mengalirkan listrik kembali ke jaringan listrik,” katanya.

BACA JUGA:Tiga Industri Terancam PHK Massal, Akademisi: Manufaktur, Teknologi dan Perbankan

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Sentosa Welindo Group (SWG), Tiarvando, mengatakan pihaknya turut menerapkan bisnis hijau dengan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, baik di wilayah tambang, dan sejumlah proyek yang digarapnya, seperti di IKN, Kalimantan Timur.

“Kami sedang mempersiapkan kawasan komersil di IKN di mana konsep bangunan dan infrastruktur hijau, di antaranya menggunakan solar panel dan PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik, serta menggunakan material bangunan dengan konsumsi energi dan jejak karbon yang rendah (low embodied carbon),” papar Tiarvando.

Ketiga perusahaan mengakui bahwa mengadopsi bisnis hijau memiliki banyak tantangan, mulai dari masalah pendanaan, keterbatasan infrastruktur pendukung hingga adanya kekhawatiran terkait performa dan keandalan kendaraan listrik dalam kondisi pertambangan yang ekstrem.

Kategori :