Layani 39 Trayek, Trayek Tol Laut Konsisten Turunkan Harga Barang

Rabu 09-10-2024,15:50 WIB
Reporter : Bianca Khairunnisa
Editor : Khomsurijal W

JAKARTA, DISWAY.ID - Sejak dikeluarkan pada tahun 2015 lalu oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), program Trayek Tol Laut disebut telah berhasil melayani hingga 39 trayek.

Tidak hanya itu, program Trayek Tol Laut juga diklaim telah berhasil menekan disparitas harga barang di di kota-kota yang dilalui trayek tol laut.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Moga Simatupang, terjadi penurunan nilai koefisien variasi harga bapok antarwaktu dan antarwilayah selama 10 tahun penerapan trayek tol laut.

BACA JUGA:Tak Selamanya Tol Laut Berdampak Positif, Ini Tantangan yang Harus Diatasi Pemerintah

Kinerja itu turut didukung pertumbuhan jumlah trayek tol laut, juga perkembangan jembatan udara dari tahun ke tahun.

"Pada 2015, tol laut diluncurkan dengan enam trayek. Kini, pada 2024, tol laut tercatat memiliki 39 trayek yang tersebar ke Indonesia Barat, Tengah, dan Timur," jelas Moga dalam keterangan resminya pada Selasa 8 Oktober 2024.

Melanjutkan, Moga menambahkan bahwa berdasarkan data periode 2022—2024, harga bapok, barang penting, dan barang lainnya di kota-kota yang dilalui trayek tol laut menunjukkan tren penurunan yang konsisten.

"Daerah dengan rata-rata persentase penurunan harga tertinggi untuk bapok adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan penurunan harga 23,30 persen. Kabupaten Halmahera Timur menempati posisi kedua dengan 18,38 persen, diikuti Kabupaten Fakfak dengan 17,07 persen," kata Moga.

"Sementara itu, penurunan harga tertinggi untuk barang penting adalah Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Rote Ndao, dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Kemudian, penurunan harga tertinggi untuk barang lainnya terjadi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Fakfak," lanjutnya.

BACA JUGA:Tol Laut Sukses Hubungkan Wilayah 3TP di Indonesia, Menhub Budi Karya Sebut Turunkan Harga Pokok hingga 30 Persen

Jika melihat jenis barangnya, penurunan harga tertinggi untuk jenis bapok adalah cabai rawit (21,43 persen), bawang merah (18,21 persen), dan ikan segar bandeng (15,37 persen); untuk jenis barang penting adalah pupuk urea (18,97 persen), benih kedelai (15,62 persen), dan besi baja konstruksi 4 mm (13,14 persen); serta untuk jenis barang lainnya adalah sayuran (30,74 persen), popok bayi dan dewasa (23,05 persen), dan garam (20,84 persen.

"Sebagai contoh, di Kabupaten Fakfak pada 2024, harga cabai rawit yang diangkut melalui tol laut dijual dengan rata-rata harga Rp70.000 per-kilogramnya, sementara yang tidak diangkut melalui tol laut harganya mencapai 120.000/kg. Ada perbedaan harga hingga 41,67 persen. Contoh lain, bawang merah. Jika melalui tol laut, dijual dengan harga Rp35.000 per-kilogramnya. Jika tidak melalui tol laut, harganya Rp55.000 per-kilogramnya. Ada perbedaan harga hingga 36,36 persen," ungkap Moga.

Sementara itu, terkait jembatan udara, Moga mengatakan terdapat pertumbuhan signifikan hingga saat ini. Pada 2017, jembatan udara memiliki 13 rute. Sedangkan, pada 2024, jembatan udara tercatat memiliki 45 rute.

Pada periode 2022—2024, harga bapok, barang penting, dan barang lainnya yang dilalui trayek jembatan udara juga menunjukkan tren penurunan yang konsisten dan signifikan.

Kategori :