Pentingnya Skrining Penglihatan Sejak Bayi, Waspadai Mata Malas Bisa Berujung Kebutaan

Kamis 10-10-2024,22:59 WIB
Reporter : Annisa Amalia Zahro
Editor : M. Ichsan

JAKARTA, DISWAY.ID-- Mata malas atau ambliopia yang tidak segera ditangani dapat berdampak buruk bagi penglihatan.

Bahkan, mata malas yang sudah terlihat sejak kecil dan tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada kebutaan saat dewasa.

BACA JUGA:Anak Muda Waspadai Faktor Risiko Alzheimer, Mulai dari Gangguan Pendengaran, Penglihatan, hingga Psikologis

BACA JUGA:Ketahui Gangguan Retina Mata dan Gejalanya, Bisa Pengaruhi Penglihatan

Dokter Spesialis Mata RS Mata Cicendo Dr. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes menjelaskan, penyebab paling umum hilangnya penglihatan pada dewasa usia 20-70 tahun adalah ambliopia yang tidak diobati dengan baik pada masa anak-anak.

Hal ini karena ambliopia dapat menyebabkan penurunan perkembangan penglihatan yang terjadi akibat otak tidak menerima rangsangan normay dati mata.

Dijelaskan dr. Feti, kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak.

"Hanya anak-anak yang bisa mengalami ambliopia. Jika tidak diterapi pada masa anak-anak, hal ini akan mengakibatkan hilangnya penglihatan secara permanen," ujar dr. Feti dalam konferensi pers Hari Penglihatan Sedunia, Senin, 7 Oktober 2024.

BACA JUGA:Waduh! 2,2 Miliar Orang di Dunia Alami Gangguan Penglihatan, Indonesia ke-3

BACA JUGA:Gawat! Penglihatan Marc Marquez Terganggu Pasca Kecelakaan, Begini Keterangan Tim Dokter

Adapun mata malas ini sering dipicu oleh kelainan refraksi yang tidak terkoreksi, strabismus atau mata juling, serta kelainan di dalam mata seperti katarak.

Feti pun menyoroti pentingnya pemeriksaan mata sejak dini untuk menghindari keburukan tersebut.

Pasalnya, ambliopia akan sulit disembuhkan setelah usia 5 tahun. Selain itu juga kehilangan penglihatan permanen juga dapat mulai terjadi jika terapi dilakukan setelah usia 8-10 tahun.

Pada deteksi dini penglihatan, perlu diketahui riwayat keluarga yang juga mengalami strabismus atau mata juling, mata malas, atau penggunaan kacamata sejak kecil.

Selain itu, riwayat medis, di antaranya lahir prematur, perkembangan terlambat, dan diabetes juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko ambliopia.

Kategori :